Hebat! Dari Pedalaman Mahakam, 2 Wanita Ini Sukses Taklukan Angkasa di Event Dunia

Hebat! Dari Pedalaman Mahakam, 2 Wanita Ini Sukses Taklukan Angkasa di Event Dunia
Liz Andriana - Sersan Dua (K) Dessy Alvionita

Meski berada di pedalaman Sungai Mahakam, namun Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur, sanggup melahirkan figur teladan dan inspiratif dengan prestasi yang hebat. Contohnya, dua wanita penakluk angkasa yakni atlet paralayang Liz Andriana dan Sersan Dua (K) Dessy Alvionita, anggota Kopassus penyandang juara terjun payung dunia.

Dilansir Brilio, Maret 2015 lalu, prestasi Liz Andriana memang luar biasa. Wanita kelahiran Kubar ini telah berhasil mengibarkan bendera merah putih di berbagai ajang bergengsi perlombaan paralayang tingkat dunia. Bahkan, Liz berhasil mengukuhkan dirinya sebagai juara dunia cabang olahraga paralayang. Tidak tanggung-tanggung, gelar itu disabet tiga kali berturut-turut.

Paralayang adalah salah satu jenis olahraga dirgantara yang membutuhkan nyali tinggi. Bukan perkara mudah untuk menguasai cabang olahraga ini. Butuh keberanian khusus untuk paralayang, sebab kesalahan bisa berakibat fatal. Olahraga ini bertaruh nyawa. Peminat kalangan wanita untuk menekuni olahraga ini masih sangat kurang. Bahkan, Liz merupakan wanit pertama yang menjadi atlet paralayang dari Kutai.

Penerbangan pertamanya dilakukan saat kejuaraan PON 2006 mewakili Kalimantan Timur. Tanpa diduga, dia berhasil meraih prestasi di ajang perdananya ini. Catatan gemilang itu membuat karirnya terus menanjak. Liz kemudian mengikuti kompetisi tingkat Asia, yakni Asian Beach Games di Bali tahun 2008. Liz berhasil membawa pulang dua medali emas untuk kategori ketepatan mendarat dan jarak beregu putri.

Sejak menggeluti olahraga tersebut 9 tahun silam, Liz sudah bertekat untuk menjadi juara dunia. “Saya memang sudah bertekad untuk berprestasi. Kalau ditanya tipsnya, kerja keras dan latihan,” jelas Liz Andriana saat ditanya brilio.net perihal tipsnya sehingga menjadi juara dunia.

Meski olahraga ini berbahaya, keluarganya sangat mendukung karir dia. Diakui ibu tiga orang anak ini, keluarga adalah sosok yang sangat berperan penting terhadap prestasinya. “Segala prestasi ini saya persembahkan untuk keluarga,” ujarnya saat ditemui brilio.net di acara Jogja Air Show 2015, Minggu (15/3).

Liz telah menduduki rangking pertama dunia paralayang. Rangking dunia ditentukan berdasarkan perolehan akumulasi medali dari beberapa turnamen. Dan Liz telah menduduki peringkat tertinggi ini selama 3 tahun berturut-turut.

HADAPI 42 NEGARA

Prestasi tak kalah mengkilap juga ditoreh Sersan Dua (K) Dessy Alvionita. Dara kelahiran Kubar ini sempat tak menyangka kalau bisa menang di kejuaraan terjun payung di kota Qionglai, Cina, tahun 2013 lalu. Pasalnya, itulah kalinya ia mengikuti event resmi. “Sekalinya mengikuti kejuaraan resmi langsung harus menghadapi lawan dari 42 negara. Puji Tuhan, saya bisa menjadi pemenang ke-5 nomor perseorangan,” ujar Dessy dikutip Majalah Baret Merah edisi April 2014.

Uniknya, Dessy sebenarnya seorang atlet karate. Dari olahraga beladiri ini pula, Dessy juga berhasil mengharumkan kesatuan baret merah dengan menjuarai kelas min. 55 kg pada Panglima Cup 2 tahun lalu. (brilio)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com