banner 728x90

Induk Orangutan Dibunuh Karena Dianggap Pencuri, Jeroen Selamatkan Anaknya

Induk Orangutan Dibunuh Karena Dianggap Pencuri, Jeroen Selamatkan Anaknya

Fakta miris terungkap di balik gelimang akivitas bisnis sumber daya alam di Pulau Borneo.

Organisasi Four Paws menyatakan ribuan orangutan dibunuh setiap tahun di Kalimantan sebagai dampak dari industri kelapa sawit, batubara, industri kayu dan perburuan liar.

”Setiap tahun, dua hingga tiga ribu orangutan tewas karena dianggap sebagai ‘pencuri panen’. Mereka juga diburu untuk dagingnya. Anak-anak mereka sering diperdagangkan sebagai hewan peliharaan,” kata Jeroen van Kernebeek, Direktur Four Paws, mengutip abc.net.au, Jumat (21/12/2018).

Sejak didirikan pada Mei 2018 di Kalimantan Timur, organisasi internasional Four Paws telah berhasil mengajarkan keterampilan bagi anak orangutan untuk bertahan hidup di alam liar.

Melalui program Orangutan Forest School, ratusan anak-anak orangutan berhasil direhabilitasi.

Four Paws sendiri merupakan organisasi asal Wina Austria yang menaruh perhatian terhadap isu kesejahteraan satwa (animal welfare) di sejumlah negara.

Di Indonesia, Four Paws menjadi donor utama aktifitas Yayasan Jejak Pulang.

Persoalan orangutan di Kalimantan memang menjadi salah satu fokus perhatian Four Paws.

Orangutan Forest School sendiri ditangani ahli primata dan manajer proyek Dr Signe Preuschoft yang dibantu 15 pengasuh hewan dari Indonesia, seorang ahli biologi dan dua dokter hewan. Mereka merawat delapan anak orangutan berusia antara 16 bulan dan sembilan tahun, sebelum dilepasliarkan kembali ke hutan.

”Sebagai bagian dari program ini, Orangutan Forest School mengajarkan semua keterampilan yang orangutan butuhkan untuk bertahan hidup di alam liar,” kata Van Kernebeek.

Orangutan Forest School sendiri merupakan kerja sama antara Four Paws, LSM lokal Jejak Pulang serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI yang menyediakan 100 hektar lahan untuk sekolah tersebut.

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com