banner 728x90

Soal Keluhan Pelanggan, Simak Penjelasan Dirtek Perumdam Samarinda Ini

Soal Keluhan Pelanggan, Simak Penjelasan Dirtek Perumdam Samarinda Ini
Direktur Teknik Perumdam Samarinda, Ali Rachman AS ST mempelihatkan peta (digital) sebaran pelanggan.

Keluhan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana Kota Samarinda ditanggapi Direktur Teknik, Ali Rachman AS ST.

Khususnya berkaitan distribusi air yang belum lancar 24 jam.

Dikonfirmasi HarianKaltim.com, Senin (18/04/2022), Ali lantas merunut permasalahan yang dihadapi sejak memegang jabatannya saat ini pada 2018 lalu.

Dikatakan, sebelumnya peningkatan kapasitas produksi air bersih PDAM Samarinda terakhir dilakukan pada 2014 di IPA Gunung Lingai.

“Sementara pelanggan terus bertambah, jadi ya tekor. Ketika saya masuk pada 2018, kemudian di 2019 kami melakukan up rating IPA. Setelah itu, 13 Juli 2019 kami hentikan penyambungan baru, karena harus terlayani dulu masalah-masalah warga ini,” paparnya.

Pertama yang ia benahi adalah kawasan Kecamatan Sambutan.

“Di Sambutan itu sebelumnya, selama 19 tahun distribusi airnya harus bergilir,” tukas Ali.

Kemudian, sambung dia, daerah Jalan Damanhuri, Mugirejo, Panjaitan dan sekitarnya.

“Dan yang ketiga yakni kawasan Sempaja,” kata pejabat yang juga aktif dalam kegiatan keagamaan ini.

Melihat kondisi di lapangan, akhirnya pada 2019 ia mengajukan proposal dengan melibatkan Pemkot Samarinda, Pemprov Kaltim dan Pemerintah Pusat.

“Alhamdulillah di 2020 dimulai pembangunan IPA Makroman dengan anggaran sekitar Rp10 miliar, dan Sungai Kapih Rp55 miliar lebih dengan sharing anggaran,” cerita Ali.

Hanya saja, lanjut dia, ketika pertengahan tahun saat Covid-19 mulai melanda, anggaran pembangunan pun terpotong 20 persen (refocusing).

“Megap-megap tapi tetap dilaksanakan, sehingga perpipaan di Makroman tidak selesai karena anggarannya tidak ada,” ujarnya. 

Namun 2021 diusulkan lagi anggaran, akhirnya Intake Sungai Kapih dengan design 1000 liter per detik dan perpipaan Sungai Kapih rampung, begitu juga dengan perpipaan Makroman. 

Sumber dananya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat, Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Kota, dan Perumdam Tirta Kencana.

“Jadi ke depan bisa dikembangkan. Sementara IPA yg terbangun 200 liter per detik. Kemudian ada tambahan di IPA Gunung Lingai. Jadi klir sudah di Sambutan dan sedikit sedikit klir juga di kawasan Jalan Damanhuri dan sekitarnya,” ulasnya.

SEMPAJA

Disinggung keluhan yang kerap dilontarkan warga Sempaja, khususnya di Jalan Pramuka dan Wahid Hasyim I, Ali kemudian mengajak melihat sebuah peta digital yang tersaji di sebuah layar monitor berukuran cukup lega.

Ia lalu menunjuk lokasi IPA Cendana, yang aliran airnya disebutkan sampai ke Jalan A Wahab Sjahranie.

Dari IPA Cendana, imbuh Ali, ketika air menuju Simpang Empat Sempaja, terdapat boster untuk membantu tekanan air. 

“Begitu masuk ke situ bergilirlah airnya, 3 hari ke kiri, 3 hari lurus, 3 hari ke kanan, berbagi air, karena airnya terbatas. Tapi nanti jika IPA Bengkuring 2 selesai bisa mencapai Simpang Empat Sempaja,” tegasnya optimis.

Dengan demikian, kelak air dari IPA Cendana tidak lagi ke Jalan Wahid Hasyim 2, tapi hanya ke Jalan Wahid Hasyim 1 dan Jalan PM Noor.

“Selesai ‘kan masalahnya,” tukas pria berkacamata yang dikenal ramah ini. (MH)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com