banner 728x90

Kadinkes Kaltim Ungkap Penyebab dari Kematian Ibu dan Anak

Kadinkes Kaltim Ungkap Penyebab dari Kematian Ibu dan Anak

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

HARIANKALTIM.COM – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, mengungkapkan hasil analisis penyebab kematian ibu berdasarkan sensus penduduk tahun 2010. Menurutnya, 90 persen kematian ibu terjadi pada saat persalinan dan setelah persalinan.

“Penyebab utama kematian ibu meliputi hipertensi dalam kehamilan, komplikasi masa nifas, perdarahan persalinan, keguguran, pendarahan kehamilan di atas tujuh bulan, persalinan macet, serta kelainan kantung ketuban,” tuturnya.

Pencapaian penurunan angka kematian ibu dan bayi menjadi bagian penting dari target pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030. Targetnya adalah kurang dari 70 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dan kurang dari 12 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup.

Jaya menekankan bahwa kematian ibu dan bayi bisa dicegah dan ditangani segera jika pelayanan kesehatan diberikan sesuai standar dan prosedur yang tepat. Komplikasi penyakit penyebab kematian ibu dapat dicegah dan ditangani saat ibu mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan harus melakukan prosedur penanganan yang sesuai.

Tenaga kesehatan juga memiliki peran penting dalam memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum merujuk pasien ke rumah sakit. Proses rujukan yang efektif dan pelayanan di rumah sakit yang cepat dan tepat sangat diperlukan.

Penurunan angka kematian bayi dapat dicapai dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan neonatal, yaitu pelayanan kesehatan kepada bayi baru lahir sampai usia 28 hari.

Ini termasuk pencegahan dan penanganan gangguan pernafasan, kelahiran prematur, infeksi, hipotermia, perdarahan dan kuning, kelahiran telat, kelainan struktur penghubung otak dan tulang belakang, dan lainnya.

Jaya juga menambahkan pentingnya memberikan ASI eksklusif, imunisasi, dan vitamin A kepada bayi baru lahir.

Semua langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, serta mencapai target SDGs pada tahun 2030.

“Dengan kesadaran dan upaya bersama, Kalimantan Timur berharap dapat meminimalkan angka kematian ibu dan bayi di masa depan,” tutupnya. (ADV/YSN)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com