HARIANKALTIM.COM – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, mengungkapkan keprihatinan terkait jumlah kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang masih sangat rendah karena belum terdeteksi dibandingkan dengan jumlah pekerja Indonesia yang mencapai 121,02 juta orang.
Menurut Jaya, rendahnya jumlah kasus PAK yang dilaporkan disebabkan oleh kurang optimalnya kompetensi tenaga kesehatan dalam mendiagnosis PAK.
“Hal ini menyulitkan identifikasi PAK, sehingga tempat kerja kurang mendapatkan umpan balik yang diperlukan untuk upaya pencegahan dan pengendalian bahaya di lingkungan kerja,” jelasnya.
Jaya menilai bahwa minimnya identifikasi PAK tidak hanya berdampak pada kesehatan pekerja, tetapi juga menghambat pemenuhan hak pekerja.
“Penegakan diagnosis dan penanganan PAK secara dini seharusnya dapat membatasi timbulnya keparahan penyakit dan mencegah terjadinya kecacatan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Jaya menyatakan bahwa saat ini penegakan diagnosis PAK oleh dokter belum cukup terkait dengan pekerjaan atau lingkungan pekerjaan. Kurangnya keterhubungan ini membuat penegakan diagnosis PAK dirasa minim karena kurangnya pengetahuan dokter dalam menegakkan diagnosis PAK.
Dalam mengatasi tantangan ini, Jaya menekankan pentingnya meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tenaga kesehatan dalam mendeteksi dan mengelola kasus PAK.
“Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kasus yang terlaporkan, memastikan umpan balik yang tepat waktu, dan mendorong upaya pencegahan yang lebih efektif di lingkungan kerja,” tandasnya. (ADV/YSN)