Warga Jangan Hanya Menonton, tapi juga Jadi Pelaku Perputaran Ekonomi di EBIFF 2025

Warga Jangan Hanya Menonton, tapi juga Jadi Pelaku Perputaran Ekonomi di EBIFF 2025

HARIANKALTIM.COM – East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai ajang perayaan budaya lintas negara, tetapi juga sebagai sarana untuk menggerakkan roda ekonomi kreatif daerah.

Awang Khalik, Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kaltim, menegaskan bahwa perputaran ekonomi menjadi salah satu fokus utama dalam pelaksanaan EBIFF tahun ini.

Festival ini, yang diharapkan dapat menarik lebih dari 10.000 pengunjung, diproyeksikan akan mendongkrak sektor-sektor seperti akomodasi, kuliner, transportasi, hingga jasa wisata di Kalimantan Timur.

“Dampak ekonominya diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Mulai dari penginapan, konsumsi harian, sewa kendaraan, hingga kegiatan di Watu Beach, semuanya menjadi bagian dari perputaran uang yang dihasilkan oleh festival ini,” ujar Awang pada konferensi pers, Rabu (11/06/2025).

EBIFF 2025 dijadwalkan berlangsung selama enam hari, dari 24 hingga 29 Juli, dengan pusat keramaian di beberapa lokasi di Samarinda dan Balikpapan.

Salah satu kegiatan utama yang akan dilaksanakan adalah pameran ekonomi kreatif unggulan, yang akan berlangsung pada 27-28 Juli di Temindung Creative Hub dan Halaman Stadion Gelora Kadrie Oening.

Pameran ini akan menampilkan berbagai produk UMKM yang telah melalui proses pendampingan, mulai dari makanan khas dengan inovasi rasa, seperti ilat sapi, hingga produk kriya, minuman herbal, dan kerajinan tangan yang dipadukan dengan desain modern.

“Kami ingin produk lokal tampil tidak hanya cantik dan layak jual, tetapi juga mampu menjangkau pasar yang lebih luas. Jadi, ini bukan hanya pameran, tetapi juga peluang komersial nyata,” kata Awang.

Dari pengalaman tahun sebelumnya, dampak ekonomi festival ini bahkan muncul dari hal-hal sederhana. Misalnya, setelah menerima goodie bag, delegasi luar negeri kembali memesan produk amplang dan keripik kemiting.

“Dari situ kami mendorong pelaku UMKM untuk mencantumkan kontak mereka di kemasan produk. Hal kecil seperti ini bisa memperluas pasar secara signifikan,” tambahnya.

Terkait penganggaran, Awang mengakui adanya penyesuaian anggaran yang dilakukan untuk efisiensi belanja daerah. Namun, dukungan terhadap pelaku seni tetap menjadi prioritas utama.

“Honor pengisi acara kami sesuaikan, tetapi tetap kami berikan. Karena tanggung jawab kami bukan hanya tentang pertunjukan, tetapi juga tentang keberlanjutan pelaku kreatif yang terlibat,” ucapnya.

Pemerintah berharap bahwa EBIFF 2025 tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga dapat menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi lokal. Dari kunjungan hingga konsumsi produk UMKM, semuanya diharapkan dapat berkontribusi pada penguatan ekosistem ekonomi kreatif di Kalimantan Timur.

“Warga tidak sekadar jadi penonton. Kami berharap mereka juga menjadi pelaku perputaran ekonomi, dengan berbelanja dan membagikan keunikan budaya Kaltim,” pungkas Awang. (ZYN/ADV/DISKOMINFO)

ENGLISH VERSION
The East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 is expected to serve not only as a celebration of cross-country cultures but also as a means to stimulate the local creative economy.

Awang Khalik, Head of the Creative Economy Development Division of the East Borneo Tourism Office, emphasized that the economic cycle is one of the main focuses for this year’s EBIFF.

The festival, which is expected to attract more than 10,000 visitors, is projected to boost sectors such as accommodation, culinary, transportation, and tourism services in East Borneo.

“The economic impact is expected to increase compared to the previous year. From accommodation, daily consumption, vehicle rentals, to activities at Watu Beach, all will contribute to the flow of money generated by this festival,” said Awang during a press conference on Wednesday (06/11/2025).

EBIFF 2025 is scheduled to run for six days, from July 24 to 29, with the main events spread across several locations in Samarinda and Balikpapan.

One of the main activities will be the creative economy exhibition, which will be held on July 27–28 at Temindung Creative Hub and the Gelora Kadrie Oening Stadium’s courtyard.

This exhibition will showcase various SME (small and medium enterprise) products that have undergone mentoring, ranging from traditional foods with innovative flavors, such as ilat sapi, to craft products, herbal drinks, and handmade goods with a modern design touch.

“We want local products to not only look attractive and be marketable, but also to reach a wider market. So, this is not just an exhibition but also a real commercial opportunity,” said Awang.

From previous years’ experiences, the economic impact of this festival has even been seen in simple ways. For example, after receiving goodie bags, foreign delegates reordered amplang and keripik kemiting products.

“From this, we encourage UMKM actors to include their contact information on their product packaging. Small things like this can significantly expand the market,” he added.

Regarding budgeting, Awang acknowledged the adjustments made for regional expenditure efficiency. However, support for artistic performers remains a top priority.

“We have adjusted the honorarium for the performers, but we still provide it. Because our responsibility is not just about the performance, but also the sustainability of the creative performers involved,” he stated.

The government hopes that EBIFF 2025 will not just be a spectacle but also motivate the public to participate in the local economy. From visiting the event to consuming UMKM products, all are expected to contribute to strengthening the creative economy ecosystem in East Borneo.

“Residents should not just be spectators. We hope they also become participants in the economic cycle, by shopping and sharing the uniqueness of East Borneo’s culture,” concluded Awang. (ADV/RED3-Z3/g)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com