HARIANKALTIM.COM – Baru-baru ini SMA Negeri 1 Samarinda memenangkan lomba Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) tingkat Nasional di Tangerang. Tak hanya berprestasi di bidang akademik, sekolah yang berlokasi di Air Hitam ini juga berprestasi di bidang non akademik.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Samarinda, I Putu Suberata menyebutkan sekolahnya sering kali mendapatkan prestasi penghargaan. Serta tak jarang menggaet penghargaan saat mengikuti lomba di tingkat kota, provinsi, bahkan nasional.
Baru-baru ini SMA Negeri 1 Kota Samarinda menjadi sekolah yang mendominasi pada Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dengan mengirimkan 2 perwakilan dan memenangkan juara 1 Lomba LDBI tingkat Nasional. Tak hanya itu, sekolah tersebut juga mendominasi dengan mengirimkan 2 perwakilannya ke tingkat nasional pada National Schools Debating Championship (NSDC) tahun 2023.
“Kami pernah menang Lomba Bahasa Indonesia juara 2 di tingkat Nasional, perwakilan kami 2 orang juga memenangkan Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) Tingkat Nasional Juara 1, ini kami juga mengirimkan juga NSDC, untuk olimpiade atau OSN kami 13 orang yang lolos di tingkat kota,” ucapnya.
Selain dalam bidang Akademik, dalam lomba sosial seperti Palang Merah Remaja (PMR) dari SMA Negeri 1 juga mendapatkan juara 1 yang di adakan oleh Puskesmas Juanda.
“Banyak sekali prestasi yang dihasilkan oleh SMA Negeri 1 Samarinda, baru-baru ini di bidang sosial ada Palang Merah Remaja (PMR) berhasil mendapatkan juara 1 yang di adakan oleh Puskesmas Juanda Kota Samarinda,” terangnya.
I Putu Suberata menjelaskan setiap siswa yang berprestasi dan membawa nama baik sekolah akan diberikan reward. Yakni berupa nilai yang akan ditambah khusus untuk bidang tertentu.
“Sertifikat lomba itu akan dibawa masuk ke perguruan tinggi, jadi nantinya dia sudah ada nilai lebih. Jadi nilai rapotnya dan sertifikatnya dikirim,” jelasnya.
Dibalik seluruh prestasi yang ada, SMAN 1 Samarinda juga menghadapi kendala. Terutama dalam mengaktifkan seluruh ekstrakurikuler yang ada. Pasalnya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak boleh digunakan untuk membayar pembina, jadi ekskul berjalan karena keikhlasan dari pembimbing.
“Kami berharap kepada para orang tua siswa juga dapat berpartisipasi untuk menyumbang juga agar bisa mencarikan pembina dari luar untuk ekskul yang ada supaya SMA Negeri 1 agar terus bisa berprestasi lagi,” pungkasnya. (ADV/SIK)