HARIANKALTIM.COM – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur Bagus Susetyo mendesak pemerintah untuk mempercepat proyek irigasi dan meningkatkan produktivitas beras lokal guna mewujudkan kedaulatan pangan di Benua Etam.
Hal ini disampaikan Bagus menanggapi ketersediaan beras di Kalimantan Timur yang masih didominasi oleh beras impor.
“Ketersediaan beras kita saat ini mencukupi, tapi itu bukan beras hasil pertanian Kaltim. Beras itu didatangkan dari Sulawesi dan Jawa,” kata Bagus.
Menurut Bagus, salah satu penyebab masih rendahnya produktivitas beras lokal di Kalimantan Timur adalah minimnya infrastruktur pertanian, terutama irigasi.
“Proyek irigasi di Kabupaten Paser telah menjadi salah satu prioritas dan itu bisa dikerjakan dengan APBD Kaltim. Itu berkaitan dengan permasalahan petani yang memerlukan pengairan sawah,” ujar Bagus.
Selain irigasi, Bagus juga meminta pemerintah untuk tidak membatasi kuota pupuk bagi petani Kaltim dan memastikan distribusi tepat sasaran, termasuk penyediaan alat-alat pertanian modern.
“Dinas Pertanian Kaltim menyampaikan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sudah tidak banyak sekarang. Petani generasi muda juga agak sulit diajar,” katanya.
Politikus Gerindra itu berharap pemerintah bisa membantu petani dengan mesin yang canggih dan melakukan pengawasan dari penanaman sampai panen.
“Kita harus meningkatkan ketahanan pangan untuk negeri ini, untuk Kalimantan Timur khususnya,” tuturnya.
Bagus juga menyoroti kondisi jalan desa di Kalimantan Timur yang rusak dan berlubang.
“Jika kondisi jalan baik, biaya transportasi akan lebih murah dan hasil pertanian akan lebih cepat sampai ke konsumen,” katanya.
Legislator daerah pemilihan Balikpapan itu mengatakan, banyak jalan desa dan jalan tani di Kalimantan Timur yang rusak dan berlubang.
“Kami dari DPRD akan terus mengawasi dan mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di pedesaan, termasuk jalan desa dan jalan tani. Itu merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan sektor pertanian di Kalimantan Timur,” kata Bagus. (ADV/FAN)