Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim HM Yadi Robyan Noor bersama sejumlah wartawan melakukan pengecekan harga cabai di Pasar Segiri dan Pasar Pagi Samarinda, Rabu (13/01/2021).
“Berapa harga cabainya bu?” tanya Roby.
Dahlia, sang pedagang menjawab,“Rp65 ribu per kilogram Pak.”
Di lapak pedagang cabai lainnya di Pasar Segiri, H Arifin juga menyebut harga yang sama. “Memang dari sananya naik Pak,” kata penjual dari Makassar yang memilih membeli cabai dari Sulawesi karena dinilai lebih murah.
Sementara di Pasar Pagi, harga cabai lebih tinggi mencapai Rp68 ribu per kg.
Roby menjelaskan kenaikan harga itu kemungkinan terjadi karena musim penghujan hingga memengaruhi hasil panen petani.
Ditambah lagi gelombang laut yang tinggi, sebab cabai-cabai itu didatangkan dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Namun Roby meyakini harga cabai akan segera berangsur membaik. Sebelum ada kenaikan, harga cabai stabil di kisaran Rp45 ribu per kg.
Saat pemantauan tersebut, penurunan harga justru terjadi untuk cabai merah besar.
Harga cabai merah besar turun menjadi Rp45 ribu per kg.
Padahal sebelumnya cabai jenis jumbo ini dijual Rp60 ribu per kg.
“Pasokan sedikit terhambat dan berkurang, sementara permintaan tetap, bahkan bertambah. Mungkin karena musim hujan, orang lebih suka makan yang pedas-pedas. Tapi kenaikannya masih wajar dan persediaan masih mencukupi,” jelas mantan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Kaltim itu.
Roby memperkirakan kenaikan harga cabai ini tidak akan berlangsung lama.
Operasi pasar disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan harga.
“Kita terus pantau dan optimis harga cabai akan kembali normal,” yakin Roby.
Beberapa penjual cabai mengeluhkan berkurangnya pembeli akibat banyaknya warung yang tutup lantaran sepi pembeli sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
“Mudah-mudahan kembali seperti biasa, banyak pembeli dan banyak rejeki lagi ya Pak,” doa Roby untuk para pedagang. (hms)
.
