PLN di Kalimantan Timur kabarnya kelebihan listrik.
Ya kabar ini baru beberapa bulan lalu terdengar.
Perusahaan plat merah itu berkoar-koar bahwa daya listrik yang mereka miliki di Sistem Mahakam surplus atau kelebihan 131 Megawatt (MW).
PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) Teluk Balikpapan yang berkapasitas 2 x 110 MW dan sudah masuk Sistem Mahakam diklaim memberikan surplus tersebut.
Daya listrik sebesar 131 MW bisa digunakan untuk melayani sambungan sekitar 130 ribu unit rumah.
Setiap rumah diasumsikan rata-rata menggunakan daya 1.000 watt.
Dengan kelebihan ini, PLN mengajak kalangan industri untuk meninggalkan genset yang dianggap lebih mahal.
Klaim dan ajakan PLN ini seolah terkesan mengabaikan mutu layanannya kepada masyarakat kecil.
Pasalnya, warga Kota Samarinda saat ini malah kembali merasakan byar-pet.
Tak kurang selama dua kali pemadaman mendadak terjadi pada Senin 17 April 2018.
Siang hari memang hanya sebentar, namun malamnya kurang lebih satu jam.
Konsumen PLN tentu merugi, terlebih mereka yang mencari nafkah dengan bantuan listrik.
“Saya ‘kan belum punya genset,” ujar penjual kebab di kawasan Jalan Tarmidi.
Keluhan serupa juga dilontarkan warga di kawasan lainnya.
Almen mempertanyakan listrik PLN yang belakangan ini sering padam di wilayah Lempake.
Begitu pula Echy yang bermukim di Jalan Damanhuri.
Sebagai pelanggan PLN, seluruh warga Kota Tepian tentu saja berharap distribusi listrik bisa lancar selama 24 jam.
Jangan dulu menambah sambungan baru terlebih dari kalangan industri yang jelas memerlukan setrum jumbo.
Lebih baik fokus memberikan layanan prima bagi kosumen rumah tangga.
Kapan lagi rakyat bisa merasakan nikmat pembangunan meski dengan membayar bulanan, tanpa harus merasakan gelap gulita seperti zaman bahari.