HARIANKALTIM.COM – Miris dan ironis. Provinsi Kalimantan Timur yang kaya dengan gas alam, justru masih saja berkutat dengan setumpuk masalah bahan bakar untuk keperluan dapur sehari-hari bagi masyarakatnya.
Bahkan, persoalan distribusi dan harga LPG 3 kilogram semakin memprihatinkan.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Provinsi Kaltim mengungkapkan temuan mengejutkan terkait pelanggaran distribusi LPG bersubsidi
Di antaranya, sejumlah warung di Kota Samarinda diketahui menimbun hingga 50 tabung, sementara beberapa pangkalan menaikkan harga mencapai 100 persen di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Hal ini terungkap dalam Forum Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga yang berlangsung di Grand Jatra Hotel Balikpapan, Selasa (29/10/2024) lalu.
Kepala DPPKUKM Kaltim, Heni Purwaningsih, menyatakan pihaknya telah melakukan pengawasan ketat di Samarinda dan Balikpapan, serta kota/kabupaten lainnya dengan keluhan tertinggi terkait LPG 3 kg.
Heni menegaskan bahwa pelanggaran ini tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga membahayakan keselamatan publik akibat penyimpanan tabung LPG dalam jumlah besar di lokasi-lokasi yang tidak memenuhi standar keamanan.
“Kami menemukan harga LPG yang dijual hingga dua kali lipat dari HET, di kisaran Rp20.000 hingga Rp32.000 per tabung, yang jelas sangat memberatkan masyarakat,” ujar Heni.
Dia menambahkan, beberapa pangkalan bahkan membolehkan pembelian berulang kali dalam sehari, yang membuka celah penyimpangan distribusi.
Sebagai langkah tegas, DPPKUKM memberikan pembinaan dan mewajibkan agen serta pangkalan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan komitmen untuk mematuhi aturan distribusi. (*/RED)
