Saat ini, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UN-BK) Tahun 2019 untuk SMA/Madrasah Aliyah tengah berlangsung.
Dilaksanakan selama empat hari sejak tanggal 01 April.
Di Kalimantan Timur terdapat sejumlah masalah meski tak sampai mengganggu kelancaran kegiatan.
Pelaksanaan UN-BK di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kutai Kartanegara, misalnya, terpaksa sebagian meminjam laptop milik guru dan siswa.
“Komputer atau laptop yang tersedia hanya 56 unit, sehingga kami masih kekurangan 30 unit, termasuk di antaranya 8 unit sebagai cadangan,” ungkap Ketua Panitia Pelaksana, Ummi Puji Astuti SPd MSi.
Dijelaskan, jumlah peserta sebanyak 220 siswa terdiri dari 73 siswa program IPA, 68 siswa IPS, dan Program Agama sebanyak 79 siswa.
Para peserta tersebut dibagi menjadi 3 sesi menggunakan 2 ruang.
Ruang pertama berjumlah 32 client, sedangkan ruang kedua berjumlah 42 client.
Setiap sesi ujian diperlukan komputer sebanyak 74 unit.
Di hari pertama diujikan mata pelajaran Bahasa Indonesia, kemudian Matematika pada 2 April, Bahasa Inggris (4 April), dan hari terakhir pada 8 April 2019 dengan mata pelajaran pilihan siswa.
DEMAM BERDARAH
Sementara itu, di SMA Negeri 9 Samarinda, terdapat dua siswa yang tidak bisa mengikuti ujian.
Pelajar yang masing-masing bernama Putri dan Yusuf itu dikabarkan sakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Keduanya tengah dirawat di rumah sakit.
“Mudah-mudahan segera sehat dan bisa menyusul, karena ujian selesainya tanggal 8,” ungkap Kepala SMAN 9 Samarinda, Nurhayati.
Ia menjelaskan, peserta UN-BK di tempatnya tercatat sebanyak 200 siswa.
Terdiri dari 96 orang jurusan IPA, dan 102 jurusan IPS.
Ia memastikan, pelaksanaan ujian di sekolah yang berlokasi di Kelurahan Lempake Samarinda Utara itu berjalan aman dan lancar.
(Sumber: Kemenag & RRI)