HARIANKALTIM.COM – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) bekerja sama dengan Biofarma, akan melakukan vaksinasi demam berdarah dengue (DBD) ribuan pelajar pada Februari depan.
Sebanyak 11.000 dosis disiapkan untuk anak-anak usia 6-12 tahun yang merupakan kelompok umur paling rentan terkena DBD dan berisiko kematian tinggi.
“Kami menggunakan vaksin terbaru, teknologinya dari Takeda Jepang, dan distributornya adalah Biofarma,” ungkap Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin di Samarinda, Jumat (26/01/2024).
Ia menjelaskan, vaksinasi DBD bertujuan untuk meningkatkan imunitas atau daya kekebalan pada anak-anak, sehingga tidak muncul gejala berbahaya ketika digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti, yang merupakan vektor DBD.
Ia memaparkan data bahwa ada 5.616 kasus DBD di Kaltim selama tahun 2023, dengan jumlah tertinggi di Kutai Kartanegara (Kukar) sebanyak 1.118 kasus, diikuti Balikpapan dengan 1.019 kasus dan Samarinda dengan 868 kasus.
“Angka kesakitan DBD di Kaltim ini di atas 150 per 100.000 penduduk, padahal yang seharusnya 10 per 100.000 penduduk. Kita ingin menurunkan agar bisa turun minimal itu 10,” tuturnya.
Sedangkan untuk kasus kematian akibat DBD, Jaya mengatakan, tahun 2023 sudah turun dari 0,66 persen menjadi 0,44 persen.
Pada 2022 terdapat 39 kasus kematian pada DBD, namun tahun 2023 turun menjadi 23 orang.
“Kami terus-menerus berupaya untuk melakukan inovasi terkait dengan pencegahan dan penanggulangan DBD,” katanya.
JANGKA PANJANG
Vaksin Demam Berdarah QDENGA® diindikasikan untuk anak usia 6 tahun sampai dengan dewasa 45 tahun.
Berbeda dari vaksin demam berdarah merk lainnya, pemberian vaksin QDENGA® tidak mempertimbangkan apakah seseorang sudah terinfeksi virus dengue atau belum.
Oleh karena itu, seseorang tidak memerlukan pemeriksaaan skrining serostatus dengue sebelum mendapat vaksin QDENGA®.
Berdasarkan uji klinik, vaksin QDENGA® mampu memberikan perlindungan jangka panjang setelah melengkapi 2 dosis dalam 3 bulan.
Seperti vaksin pada umumnya, beberapa efek samping dapat timbul paska pemberian vaksin QDENGA®.
Nyeri, kemerahan pada area suntikan, sakit kepala, nyeri otot, lemas badan, dan demam, merupakan reaksi setelah vaksinasi yang umumnya terjadi.
Vaksin QDENGA® tidak boleh diberikan pada seseorang dengan riwayat alergi berat terhadap komponen vaksin Demam Berdarah, wanita hamil dan menyusui, seseorang dengan gangguan imunologi, salah satunya infeksi HIV-AIDS dan seseorang yang sedang mendapatkan terapi imunosupresi, seperti kemoterapi dan kortikosteroid sistemik dosis tinggi dalam 14 hari atau lebih. (RED)