HARIANKALTIM.COM – Banjir yang melanda Kota Samarinda dalam beberapa hari terakhir berdampak luas, merendam 2.463 unit bangunan dan mengakibatkan 9.406 jiwa terdampak.
Genangan air mencakup 96 RT di enam kecamatan, yakni Samarinda Utara, Sungai Pinang, Samarinda Ulu, Palaran, Sungai Kunjang, dan Loa Janan Ilir.
Selain intensitas hujan yang tinggi, banjir diperparah oleh kondisi Sungai Mahakam yang sedang pasang, menyebabkan air meluap ke permukiman warga.
Akibatnya, 2.798 kepala keluarga (KK) harus menghadapi genangan air yang melumpuhkan aktivitas sehari-hari.
Data-data ini terungkap saat Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menggelar rapat koordinasi pada Rabu (29/01/2025) sore di Ruang Rapat Mangkupelas, Lantai II Gedung Balai Kota Samarinda.
Rapat dipimpin oleh Asisten II Sekda Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, M.Si., serta dihadiri oleh berbagai instansi terkait, termasuk Pemprov Kalimantan Timur, BMKG, BWS, BPBD, Basarnas, TNI/Polri, Kejaksaan Negeri Samarinda, dan PT PLN Samarinda.
Dalam rapat tersebut, masing-masing instansi menyampaikan laporan terkait penyebab banjir, wilayah terdampak, jumlah warga yang mengungsi, serta estimasi kerugian materiil.
Pemkot Samarinda bersama OPD terkait, dengan dukungan TNI/Polri serta relawan, telah menyalurkan berbagai bantuan, termasuk:
- Pendirian dapur umum untuk memasok makanan bagi warga terdampak.
- Distribusi bahan makanan bagi mereka yang masih dapat memasak sendiri.
- Penyediaan makanan siap saji seperti nasi bungkus.
- Upaya evakuasi bagi warga yang terjebak banjir.
Dalam arahannya, Marnabas menekankan pentingnya pendataan yang akurat untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.
Status siaga darurat hidrometeorologi yang telah ditetapkan sebelumnya akan dievaluasi, dan jika kondisi memburuk, Wali Kota Andi Harun, juga akan mempertimbangkan untuk menetapkan status tanggap darurat hidrometeorologi.
Menurut BMKG, curah hujan diprediksi masih tinggi hingga 3 Februari 2025.
Oleh karena itu, Pemkot Samarinda mengimbau seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat koordinasi guna memastikan langkah penanganan dilakukan secara cepat dan tepat. (*/RED)