HARIANKALTIM.COM – Olahraga permainan tradisional adalah salah satu unsur kebudayaan yang tertanam dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia.
Permainan ini tumbuh dan berkembang di beberapa daerah, yang sarat akan nilai budaya dan tata kehidupan masyarakatnya.
Permainan tradisional menghadirkan kegembiraan kepada yang melakukannya, serta memberikan nilai pembelajaran ketika melaksanakannya, seperti mengajarkan kerja sama, kekeluargaan, serta melatih fisik.
Dalam memeriahkan Erau Adat Pelas Benua dan Hari Jadi Kota Tenggarong ke-240, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) mengadakan lomba olahraga tradisional salah satunya adalah olahraga bakiak atau kelom panjang dalam sebutan masyarakat Kutai.
Permainan kelom panjang merupakan permainan yang menggunakan sandal/terompah panjang dan terbuat dari kayu ringan yang berderet.
Permainan kelom panjang ini melatih kekompakan dari para pemainnya.
Saat ditemui usai pertandingan kelom panjang, Trimo selaku Koordinator Induk Olahraga Tradisional (Inorga) Kelom Panjang menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan agar melestarikan budaya olahraga tradisional seperti ini.

Antusiasme masyarakat sangat bagus, terlihat dari banyaknya peserta yang ikut dalam kegiatan ini.
Trimo menjelaskan, peserta putra 16 regu dan putri ada 9 regu. Masing-masing regu berjumlah 5 orang. Peserta dari kegiatan ini berasal dari daerah sekitaran Kutai Kartanegara.
Permainan ini dilakukan oleh 5 orang, dengan mengandalkan kekompakan dan kerjasama regu pemain.
Para pemain diminta untuk melangkah beradu kecepatan menggunakan kelom panjang sejauh 25 meter dan kembali lagi ke garis start.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat sedikit kendala yakni kelom panjang yang digunakan untuk kegiatan ini terjadi kerusakan setelah dilakukan beberapa kali pertandingan.
Terkait kendala ini, Trimo menjelaskan bahwa peralatan untuk pelaksanaan kelom panjang ini berbahan karet untuk penahan kaki.
“Tapi penahan ini jebol atau lepas dikarenakan kekuatan dan semangat dari para peserta ini sangat besar sehingga peralatan menjadi rusak,” terangnya.
Di bagian lain, ia menyampaikan harapan agar di tahun depan agar olahraga tradisional seperti ini bisa terus maju dan tidak terlupakan.
Dalam perlombaannya sendiri juga terdapat beberapa peserta yang jatuh dikarenakan kurangnya kekompakan regu, sehingga menimbulkan luka-luka pada peserta.
Untungnya, pihak panitia sudah mengantisipasi dengan menyiapkan tim medis dari Satpol PP Kukar. (AH/ADV/DISPORA)