HARIANKALTIM.COM – Behempas bantal merupakan salah satu jenis olahraga tradisional yang masih eksis hingga sekarang. Olahraga ini diminati berbagai kalangan, baik pria maupun wanita.
Tak hanya kalangan remaja dari usia sekolah, bahkan kaum ibu pun menyukai ajang adu ketangkasan ini.
Mereka mendadak berubah menjadi petarung tangguh di atas sebatang kayu yang menjadi arena pertarungan.
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara dalam rangka memeriahkan acara adat Erau Pelas Benua dan Hari Jadi Kota Tenggarong ke-240 mengadakan 11 olahraga tradisional, salah satunya behempas bantal.
Pertandingan ini dilaksanakan di halaman depan Museum Mulawarman, pada 27 – 28 September 2022.
Sesuai namanya, senjata utama yang digunakan para petarung dadakan ini adalah bantal panjang seberat kurang lebih 1-2 kilogram.
Olahraga ini dimainkan satu lawan satu. Setiap pemain menggunakan salah satu tangan untuk memegang bantal.
Satu tangan yang lainnya tidak boleh digunakan dan harus diletakkan di bagian belakang tubuh.
Dalam setiap pertandingan, pemain dari dua kubu akan saling bertemu di atas sebatang kayu dengan posisi duduk berhadapan.
Kayu yang digunakan kurang lebih memiliki panjang sekitar 3 meter. Kayu tersebut melintang setinggi kurang lebih 120 centimeter di atas area permainan.
Behempas bantal dimainkan dalam dua babak.
Pemenang dari setiap babak ditentukan oleh kemampuan menjatuhkan lawannya dari atas batang kayu.
Jika dalam dua babak diperoleh hasil imbang, akan dimainkan babak tambahan.
Apabila saat babak tambahan hasilnya masih imbang atau tidak ada salah satu di antara pemain yang tumbang, pemenang ditentukan dengan pengundian menggunakan koin.
Saat di temui di lapangan, Zain Hasan Yarman selaku Koordinator Olahraga Tradisional Behempas Bantal mengaku bersyukur kegiatan olahraga tradisional hempas bantal tahun ini berjalan dengan baik.
“Alhamdulillah, lancar dan aman, dan antusias peserta untuk mengikuti hempas bantal ini sangat dinanti-nanti oleh mereka. Karena selama 2 tahun kita tidak laksanakan terhalang Covid-19,” ujar Zain.
Saat ini, sambung dia, ada 6 kecamatan yang ikut memeriahka yakni Muara Wis, Kota Bangun, Sebulu, Tenggarong, Loa Janan,dan Anggana.
“Pertandingan kita adakan untuk perorangan putra dan putri, dengan jumlah peserta 64 putra dan 32 putri,” urainya.
Di bagian lain, ia berharap ke depannya olahraga tradisional hempas bantal ini semakin digemari.
“Untuk hiburan masyarakat dan bisa diikuti oleh seluruh kecamatan dengan mengirim perwakilannya,” harap Zain. (AH/ADV/DISPORA)