Setelah melalui sejumlah tahapan seleksi ketat yang berdasarkan verifikasi kebenaran data calon dan pengamatan langsung (fact finding) tahap II serta berlandaskan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2022 Kemenpora, tim penilai menghabiskan waktu hingga 8 jam untuk akhirnya memutuskan Pemuda Pelopor yang akan mengikuti tahapan penilaian ke tingkat nasional.
Seleksi Penetapan Calon Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2022 awalnya diikuti 19 calon, namun tereduksi menjadi 10 setelah dalam fact finding tahap pertama sejumlah calon belum memenuhi syarat, dan kepeloporan belum berdampak yang bersifat “nendang dan ngefek” sesuai arahan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda, Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh.
Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2022 merupakan salah satu program kerja Asisten Deputi Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda secara nasional yang telah menetapkan sasaran dan target sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2020-2024.
Disampaikan ketua Tim Penilai Pemuda Pelopor tingkat Provinsi Kalimantan Timur, Rasman, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pengakuan dan penghargaan pemerintah terhadap pemuda Indonesia atas prestasi dan kontribusi untuk kemajuan masyarakat di bidang Pendidikan, Agama Sosial dan Budaya, Pangan, Sumber Daya Alam Lingkungan dan Pariwisata serta bidang Inovasi teknologi.
Seleksi dilakukan secara berjenjang dari tingkat Kabupaten dan Kota, kemudian provinsi dan terakhir nasional, yang puncaknya adalah pemberian penghargaan pada acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dilaksanakan setiap tanggal 28 Oktober.
“Kaltim cukup memberi warna di tingkat nasional. Tahun lalu kita menempatkan Utai sebagai juara 1 Bidang inovasi Tekhnologi, tahun 2020 ada Sulthan sebagai juara di bidang Sumber Daya Alam Lingkungan dan Pariwisata serta Rahmat Azazi sebagai juara dua di bidang Agama Sosial dan budaya. Kita berharap mereka yang terpilih tahun ini dapat kembali membawa Benua Etam dapat neraih hasil serupa,” harapnya.
Tim melakukan fact finding tahap 2 dimulai di Kota Bontang dengan 3 pemuda pelopor yakni Amos Rante Salu di Bidang Pendidikan, Kahar Muzakir Bidang Inovasi Tekhnoligi dan terakhir Rezky Sarmina Dewi di Bidang Agama, Sosial dan Budaya.
Selanjutnya di Kota Balikpapan, tim langsung menuju tempat Jeri Miteto atau akarab disapa Jeri Hafidz dari Bidang Agama, Sosial dan Budaya, kemudian Rahmat Hidayat Bidang Inovasi Tekhnologi dan Zulfadli di Bidang Pangan.
Tim pun melanjutkan penilaian di Kutai Kartanegara yang diawali di Tenggarong dengan Viola Meilinda Putri Prihastiwi di Bidang Pendidikan, kemudian ke Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan menilai Nanda Suseno Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan dan Pariwisata, dan terakhir ke Kelurahan Muara Jawa Tengah melihat langsung kepeloporan di Bidang Pangan atas nama Hamzah Al Fauzi.
Kabupaten Paser menjadi yang terakhir dikunjungi oleh tim dengan Irma Erpiana di bidang Agama, Sosial dan Budaya. Menariknya setelah mendalami kepeloporan wanita berusia 26 tahun ini, yang bersangkutan ternyata secara intens membangun promosi pariwisata Kabupaten Paser khususnya terkait kesultanan Paser.
Setelah mendapat informasi yang lebih banyak baik dari Disporapar, Kesultanan Paser dan masyarakat, tim pun memutuskan Irma lebih tepat ke bidang SDA, Lingkungan dan Pariwisata.
“Semua peserta harus dapat menunjukkan dan mempresntasikan kepeloporan mereka secara baik dan mampu meyakinkan tim penilai, kita mendapat beberapa hal penting selama fact finding, itulah yang membuat tim harus rapat hingga 8 jam untuk mengambil kelutusan akhir,” tambahnya.
Dirinya meyakini bahwa wakil yang terpilih adalah mereka yang memang layak dan pantas menjadi pemuda pelopor tingkat Kaltim dan mewakili ke tingkat nasional.
“Kita ingin wakil-wakil kita adalah mereka yang memang mempunyai kualitas dan kuantitas dalam kepeloporannya, tidak hanya di atas kertas tapi juga dibuktikan di lapangan. Tim telah melakukan dua kali peninjauan fakta, yang pertama secara daring, yang kedua langsung terjun ke lokasi kepeloporan guna melihat langsung dampak kepeloproan masing-masing,” jelasnya.
Untuk tim penilai pemuda pelopor tahun ini dari kalangan akademisi ada Suwardi Sagama dari UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda serta Machnun Uzni selaku founder Sahabat Misykat Indonesia, Hardiana Muriyani pemerhati Kepemudaan, dan dari Dispora masing-masing Kabid Pengembangan Pemuda, Rasman yang juga Ketua Tim, serta Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Rusmulyadi. (MH/ADV/KOMINFO)