Intervensi Gizi Sensitif dan Spesifik untuk Ciptakan Indonesia Bebas Stunting

Intervensi Gizi Sensitif dan Spesifik untuk Ciptakan Indonesia Bebas Stunting

HARIANKALTIM.COM – Di tengah kompleksitas masalah gizi di Indonesia, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, dr. Jaya Mualimin, menyoroti berbagai jenis intervensi yang perlu dilakukan untuk mengatasi tantangan ini.

“Intervensi gizi sensitif mencakup peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi, akses jaminan kesehatan, pelayanan keluarga berencana, bantuan uang tunai, serta peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi,” ungkapnya.

Sedangkan intervensi gizi spesifik, menurutnya, memberikan fokus pada ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun, serta rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai sasaran prioritas.

Program ini melibatkan pemberian makanan tambahan, suplementasi tablet tambah darah, promosi dan konseling menyusui, serta pemantauan pertumbuhan anak.

Dalam konteks intervensi gizi spesifik, ia menekankan bahwa remaja, wanita usia subur, dan anak 24-59 bulan juga menjadi sasaran penting. Suplementasi kalsium, vitamin A, zinc untuk pengobatan diare, serta manajemen terpadu balita sakit menjadi bagian dari upaya pencegahan gizi kurang akut.

Pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah gizi juga diakui oleh Dr. Jaya.

“Intervensi gizi spesifik yang hanya dilaksanakan oleh sektor kesehatan memiliki efektivitas 30% dalam mengatasi masalah gizi 1000 HPK. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan banyak sektor pembangunan untuk mencapai target penuntasan masalah gizi,” ungkapnya. (ADV/YSN)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com