banner 728x90
Event  

Jokowi Kaget Sopir Ngaku Dipalak Rp2 Juta, Samarinda – Balikpapan Ikut Disebut

Jokowi Kaget Sopir Ngaku Dipalak Rp2 Juta, Samarinda – Balikpapan Ikut Disebut

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

Presiden Joko Widodo tak bisa menutupi kekagetannya ketika mendengarkan curahan hati para pengemudi truk se-Indonesia mengenai masih maraknya pungutan liar bahkan premanisme terhadap mereka di jalan.

Para pengemudi truk yang bertemu Jokowi di Istana, Selasa (8/5/2018), berasal dari Serikat Pengemudi Truk Nusantara (SPTN), Persatuan Sopir Truk Indonesia (PSTI), Pick-up Indonesia, serta Solidaritas driver (Silinder).

Mereka memberi tahu titik-titik rawan mulai dari lintas Sumatera, Jawa, hingga Kalimantan kepada Jokowi dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin di sana.

Beberapa titik rawan yang disebut seperti Marunda, Cakung-Cilincing, Cikampek-Cirebon, Samarinda-Balikpapan, Mesuji, lintas Jambi-Medan, Aceh-Medan, serta Pekanbaru Kandis-Palalawan Riau.

“Lewat warung saja harus bayar, kalau tidak kaca pecah, ranjau, ban disobek. Itu siang bolong pak,” kata seorang pengemudi.

Mendengar hal itu, Jokowi langsung menyuruh Wakapolri mencatat seluruh keluhan seperti titik-titik rawan yang disampaikan tadi.

Berdasarkan pantauan, Syafruddin dan Budi memang mencatat sejak keluhan pertama disampaikan.

“Kalau seperti itu suka diminta bayar berapa?” tanya Presiden kepada pengemudi.

Mereka beramai-ramai menyebutkan nominal. Salah seorang dari mereka menuturkan jumlahnya selalu berubah tergantung keinginan preman.

“Variasi. Kalau ingatnya Rp200 ribu ya Rp200 ribu. Kalau Rp2 juta ya Rp2 juta,” jawab mereka.

Jokowi pun langsung menggelengkan kepala ketika mendengar hal itu.

Belum lagi selesai, para pengemudi menceritakan kisah cap-cap pengamanan yang diberikan preman kepada mereka.

Awalnya, Presiden menuturkan tak mengetahui mengenai cap pengawalan.

Pengemudi memberi tahu cap itu kadang ditempel di badan truk atau berupa cat yang dioleskan di ban mobil mereka.

Cap berfungsi memberi tahu truk logistik itu di bawah perlindungan kelompok preman tertentu seperti PSDS, ADS, KR, SAPANTAU, APBK, AADL, Harimau Jalan, SDN, TRK, serta HCP.

“Saya kaget ternyata banyak sekali cap itu. Saya enggak tahu. Tapi ini sudah didengar langsung Pak Wakapolri. Nanti segera kami tindak lanjuti sehingga saudara semua bisa lancar di jalan, aman dan nyaman,” tutur Jokowi.

Para pengemudi truk yang hadir di Istana terdiri dari Serikat Pengemudi Truk Nusantara (SPTN), Persatuan Sopir Truk Indonesia (PSTI), Pick-up Indonesia, serta Solidaritas driver (Silinder). (cnn)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com