HARIANKALTIM.COM – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim), Setyo Budi Basuki, menyoroti peran signifikan gejala awal TBC sebagai potensi sumber penularan kepada keluarga atau orang di sekitar. Lingkungan keluarga, dengan kontak erat, dianggap lebih rentan terhadap penularan penyakit ini.
“Individu yang memiliki gejala awal TBC bisa menjadi sumber penularan, terutama di lingkungan keluarga yang rentan karena adanya kontak erat. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengenali gejala ini secara dini,” ujar Setyo Budi Basuki.
Basuki menekankan bahwa tingkat daya tahan tubuh individu turut mempengaruhi penyebaran TBC. Jika daya tahan tubuh kuat, kemungkinan penularan dapat diminimalkan. Sebaliknya, pada individu dengan daya tahan tubuh rendah, risiko penularan menjadi lebih tinggi.
“Penting untuk diingat bahwa daya tahan tubuh memainkan peran kunci dalam melawan TBC. Deteksi dini menjadi langkah awal untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko penularan, terutama di lingkungan keluarga yang rentan,” tambahnya.
Basuki juga mengingatkan tentang konsekuensi serius yang dapat timbul akibat TBC, termasuk dampak terhadap produktivitas kerja dan potensi kematian jika tidak ditangani secara serius. Upaya pencegahan, termasuk deteksi dini dan penanganan yang tepat, menjadi kunci dalam menghadapi ancaman penyakit ini.
“Deteksi dini bukan hanya untuk melindungi individu yang mungkin terinfeksi, tetapi juga untuk melindungi komunitas secara keseluruhan. Semua pihak perlu berperan aktif dalam pencegahan TBC, khususnya di lingkungan keluarga,” tegas Setyo Budi Basuki. (ADV/YSN)