HARIANKALTIM.COM – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, menyampaikan kabar baik bahwa Kaltim belum terdampak kasus Monkeypox (Mpox), sebuah zoonosis yang disebabkan oleh virus Monkeypox dari keluarga Poxviridae. Meskipun Kaltim belum mengalami kasus, Jaya Mualimin menekankan pentingnya antisipasi dan kewaspadaan terhadap penyakit ini.
“Mpox dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dengan tingkat kematian mencapai 3-6%. Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang atau hewan terinfeksi, serta melalui benda yang terkontaminasi oleh virus. Meskipun status PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) telah dicabut, kita tetap harus waspada,” ungkap Jaya Mualimin.
Diketahui bahwa Mpox pernah ditetapkan sebagai PHEIC oleh WHO pada Juli 2022, dan status tersebut dicabut pada Mei 2023. Namun, kasus-kasus terus dilaporkan di berbagai negara. Hingga tanggal 26 September 2023, jumlah kumulatif kasus mencapai 90.618, dengan 157 kematian yang dilaporkan dari 115 negara. Pasifik Barat dan Asia Tenggara menjadi dua regional dengan laporan kasus terbanyak.
Dalam konteks ini, Dinkes Kaltim mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menjaga Kaltim tetap bebas dari kasus Mpox. Upaya pencegahan dan deteksi dini menjadi fokus, mengingat karakteristik penyakit ini yang dapat berkembang dari gejala ringan hingga berat.
“Kami terus melakukan pemantauan dan edukasi kepada masyarakat tentang cara penularan dan pencegahan Mpox. Kewaspadaan dini dan langkah-langkah antisipatif sangat penting untuk menjaga Kaltim tetap aman dari penyakit ini,” tambah Jaya Mualimin.
Pernyataan ini mencerminkan tanggung jawab dan komitmen Dinkes Kaltim dalam melindungi kesehatan masyarakat dari potensi ancaman penyakit zoonosis, seperti Monkeypox. (ADV/YSN)