HARIANKALTIM.COM – Dalam rangka memperingati 100 tahun Karya Kesehatan Keuskupan Agung Samarinda, sebuah kegiatan bertajuk “Bakti Kasih untuk Sesama” sukses digelar di tiga lokasi pedalaman Kalimantan Timur, yaitu Linggang Bigung, Laham, dan Tering.
Kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari ini mencakup layanan kesehatan, penyuluhan, dan kegiatan sosial yang menyasar masyarakat lintas agama, khususnya anak muda, guna menghadirkan manfaat langsung bagi masyarakat setempat.
Anggota tim medis Keuskupan Agung Samarinda, Dokter Ignatia Sinta Murti, menyampaikan bahwa program ini dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami memberikan layanan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, edukasi melalui penyuluhan, hingga sunatan massal. Semua kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah pedalaman,” ujarnya, Senin (8/12).
Salah satu kegiatan utama berlangsung di Gereja Katolik St. Maria, Tering Seberang, Kabupaten Kutai Barat. Dengan tema “Hari Gini Lepas dari Godaan Dunia,” penyuluhan ini difokuskan pada isu-isu yang banyak memengaruhi anak muda saat ini, seperti kecanduan gadget, pornografi, narkoba, dan judi online.
Empat sesi penyuluhan diisi oleh para ahli dari berbagai latar belakang, termasuk Reverendus Pater Yohanes Baptista Abi MSF, Yuvenalis Raga de Gening, Pastor Paul, Suster Jeanette MASF, Kapolsek Tering, serta perwakilan dari Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah Samarinda.
Selain penyuluhan, diadakan pula rekoleksi khusus untuk anak muda yang membahas masalah-masalah sosial dan moral di lingkungan mereka. Kegiatan ini menjadi ajang refleksi bagi peserta untuk memahami pentingnya hidup sehat secara fisik, mental, dan spiritual.
“Kegiatan ini mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat, antusias mereka sangat tinggi. Untuk layanan kesehatan, kuota dibatasi 60 pasien, namun peserta untuk kegiatan lain, seperti rekoleksi, bisa mencapai 100 orang,” kata dokter Sinta.
Camat Tering, Yosef Ngau, juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, program seperti ini sangat relevan dan dibutuhkan oleh masyarakat di pedalaman, terutama dalam membekali anak muda dengan wawasan dan keterampilan hidup.
“Kami bersyukur kegiatan ini berdampak positif, dan kami berharap bisa dilaksanakan lebih sering, setidaknya dua kali dalam setahun,” ujarnya.
Terpisah, Pastor Paroki Tering, Tarno, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyukseskan kegiatan ini. Ia menyebut bahwa program ini tidak hanya melibatkan unsur keagamaan, tetapi juga berbagai pihak, seperti aparat keamanan, tenaga medis, dan praktisi dari instansi terkait.
“Kegiatan ini menyasar anak muda agar mereka hidup sehat sebagai pribadi yang beriman dan terhindar dari hal-hal yang merusak seperti narkoba, judi online, atau pergaulan bebas. Selain itu, kami juga membantu mereka menggali potensi kreatif, seperti membuat konten positif di era digital,” tutur Pastor Tarno.
Menurutnya, kemampuan menghasilkan karya di era digital menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki anak muda saat ini.
“Kami ingin mereka memiliki semangat untuk memanfaatkan teknologi secara bijak dan produktif, sehingga apa yang mereka hasilkan dapat memberikan dampak baik bagi diri mereka dan masyarakat,” tambahnya.
Program ini diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat pedalaman untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan adanya dukungan dari Keuskupan Agung Samarinda, pemerintah daerah, dan berbagai pihak lainnya, kegiatan ini diimpikan bisa menjadi agenda rutin dengan cakupan yang lebih luas.
“Semoga program ini dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak orang. Kami ingin memastikan bahwa bakti kasih ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” pungkas Pastor Tarno. (SIK)