HARIANKALTIM.COM – Klinik Wirausaha Pemuda Mandiri (WPM) Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar even Enterpreneur Camp.
Acara diselenggarakan selama lima hari di Hotel Elty Suites Lesung Batu lantai 2 Tenggarong, yakni pada 17-21 Oktober 2022.
Materi pertama dalam kegiatan ini adalah membahas terkait dengan meningkatkan motivasi dan membuka mindset para peserta dengan mengundang salah satu narasumber.
Selamet Said Sanib dari lembaga Visioner Kaltim juga mempunyai sertifikat hipnoterapi, mampu membaca karakter melalui tulisan tangan, sertifikat publik speaking dan juga seorang penyair di Kalimantan Timur.
Saat ditemui usai menyampaikan materi, Selamet mengapresiasi sekali kegiatan-kegiatan semacam ini untuk memberikan motivasi kepada anak-anak muda.
“Karena sesungguhnya kita ini mempunyai potensi yang besar, sayang sekali bila pontensi tersebut tidak digunakan untuk hal-hal yang produktif,” ujarnya.
Dalam materinya, ia menyampaikan cara mengubah mindset, bagaimana memiliki kesiapan berubah, dan action.
“Saya juga menyampaikan ada tiga tanggung jawab yakni ada tanggung jawab finansial, tanggung jawab spiritual, dan tanggung jawab sosial,” terangnya.
“Dalam tanggung jawab finansial, kita juga harus tahu yang namanya saving. Yang mana saving ini jangan dipahami hanya sekadar menabung,” katanya.
Kalau saving hanya dipahami menabung, sambung dia, bukti nyata guru-guru mengajarkan untuk terus menabung, tapi di sisi lain kehidupannya tidak kaya.
“Berarti ada yang salah dengan mindset tersebut. Jadi yang benar itu saving dalam usaha itu adalah uang yang dikelola atau bisa disebut dengan perputaran uang,” ulasnya.
Di bagian lain dikatakan, hambatan utama adalah anak-anak sering berkata bahwa tidak berbakat, tidak beruntung, bukan orang jenius, bukan orang dari latar belakang kaya.
“Ini merupakan block area yang harus dihancurkan ketika dia (anak-anak) mengatakan saya tidak berbakat, kenapa dia berkata tidak berbakat, karena dia kurang usaha. Ketika dia berkata saya tidak beruntung, kenapa tidak beruntung? Salah satunya juga karena dia tidak pernah mencoba,” ucapnya.
“Ketika dia berkata saya bukan dari latar belakang orang kaya, katakan saja betul saya bukan orang kaya tapi saya kaya hati dan saya kaya jiwa,” bebernya, melanjutkan.
Hal-hal seperti itu yang ia bongkar tadi untuk meningkatkan motivasi para peserta dan juga menyampaikan wawasan spiritual.
“Darimana asal kita, untuk apa kita hidup di dunia ini, kemana kita, kebanggaan apa yang dapat kita berikan terkait dengan keluarga, bangsa dan negara,” ujar Selamet.
Ia berharap, para peserta pelatihan ini nantinya akan menjadi seorang pionir, dan pelopor bahwa anak muda sekarang itu menjadi produktif.
“Salah satunya itu mereka harus membangun networking, karena orang-orang kaya ketika bertemu mereka membangun bisnis, membangun jaringan, tapi orang-orang miskin ketika bertemu mencari pekerjaan,” pungkasnya. (AH/ADV/DISPORA)