Pencak Silat Itu Tidak Pakai Jampi-jampi!

Pencak Silat Itu Tidak Pakai Jampi-jampi!

HARIANKALTIM.COM – Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar, dan Pusdiklat Tribuana melaksanakan kegiatan Penataran Pelatih Tingkat Daerah (P2TD) se-Kalimantan Timur.

Sehari usai acara pembukaan di Hotel Grand Fatma, Tenggarong, peserta diberikan pelbagai materi menarik dan berbobot.

Di hari pertama saat sesi pagi, Jumat (14/10/2022), narasumber menyampaikan tentang psikologi, selanjutnya pada siang hari pemateri lainnya yakni Surya Ganda Atmaja membahas kondisi fisik.

Pengurus KONI Kaltim Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) ini juga dikenal sebagai pelatih silat sejak tahun 2000.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan Penataran ini bagus sekali sebagai bentuk peningkatan sumber daya manusia para pelatih apalagi sekarang diperlukannya supersains.

“Silat merupakan olahraga yang tidak terukur, tapi semua kegiatan latihan itu harus terukur semisal push up 10 kali itu harus dicatat,” ujarnya.

Pencak Silat Itu Tidak Pakai Jampi-jampi!

Kondisi fisik, lanjut dia, merupakan hal utama yang sangat diperlukan dalam semua cabang olahraga.

“Kalau kondisi fisik itu bagus, maka semua teknik dan apapun yang diberikan akan berjalan semestinya. Tapi kalau kondisi fisiknya buruk tidak diperhatikan, malah teknik itu semestinya tidak akan bisa jalan,” ulasnya.

Ganda menjelaskan bahwa masih banyak pelatih mengikuti program latihan dari pendahulu yang masih belum menggunakan ilmu sains pada semestinya.

“Sekarang apapun bisa diakses untuk perbanyak belajar dan mencatat, karena olahraga itu perlu dicatat dan dievaluasi, bagaimana mau melakukan sebuah evaluasi kalau tidak ada catatan-catatan yang bisa dievaluasi,” tegasnya kepada para peserta.

Ditekankan, sebagai seorang pelatih seharusnya memiliki sebuah catatan semisal atlet semenit push up dapat berapa kali.

“Jadi kita tahu, oh dapat sekian, jadi apa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan kita jadi tahu,” ucapnya.

Diakuinya, para pelatih tidak semuanya merupakan lulusan sarjana olahraga, namun sebagai pelatih setidaknya harus tahu dan harus belajar, sehingga setiap tahun ada perubahan.

“Contohnya seperti pemahaman masalah doping, suplemen dan terkait gizi, itu pelatih harus tahu,” ujarnya.

“Karena banyak kejadian mereka ini tersugesti bahwa bila tidak meminum ini atau memakan ini tidak akan bisa mengimbangi dan mengikuti latihan. Padahal itu tidak benar, semua itu hanyalah sugesti yang membuat mereka nantinya malah akan kecanduan,” imbuh Ganda.

Pencak Silat Itu Tidak Pakai Jampi-jampi!

Makanya, ia sangat mengapresiasi kegiatan Penataran ini karena dirinya di KONI sebagai pengurus Binpres juga sering meminta agar diadakan pelatihan penataran seperti ini untuk meningkatkan sumber daya pelatih.

“Karena banyak dari kita ini dari jauh-jauh, bahkan dari pedalaman itu tidak mengerti tentang pentingnya latihan fisik, pentingnya nutrisi, pentingnya supersains, kita olahraga kalau tidak belajar hal seperti ini kita semua akan ketinggalan,” bebernya.

“Di silat ini tidak ada yang namanya pakai jampe-jampe atau apalah, semuanya murni dari latihan yang benar, terstruktur, terukur dan teratur, tidak bisa bila hanya monoton karena pelatih harus punya variasi dan pengalaman dalam melatih,” tekannya.

Adapun output atau harapan yang ia inginkan nantinya yakni pencapaian saat Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Berau, November nanti.

“Karena nanti saya juga akan ikut ke Berau dan juga akan mengevaluasi kinerja dari atlet maupun para pelatih,” ujarnya, mewanti-wanti. (AH/ADV/DISPORA)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com