HARIANKALTIM.COM – Olahraga tradisional atau permainan tradisional pada zaman sekarang mulai jarang dilirik oleh generasi muda dan masyarakat karena sudah tergantikan oleh permainan dan olahraga modern.
Dalam agenda memeriahkan acara Erau Adat Pelas Benua dan juga Hari Jadi Kota Tenggarong ke-240, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar 11 olahraga tradisional.
Salah satu yang dilaksanakan pada hari ini adalah belogo. Apa sih permainan belogo itu?
Saat ditemui di lapangan, Minggu (25/09/2022), Suhanda selaku Koordinator Olahraga Tradisional (Oltras) Belogo menjelaskan aturan main dan peralatannya.
Alatnya terdiri dari stik (campa, dalam istilah Oltras. Red), dan 3 anak sasaran yang masing-masing disebut sasaran 1 (kawe), sasaran 2 (tengah) dan sasaran 3 (bela).
Sedangkan logo adalah perangkat utama dari permainan ini yaitu kepingan berbentuk segi tiga terbuat dari batok kelapa yang diamplas di kedua sisinya.
Logo ini dimainkan dengan cara dicungkil menggunakan sebuah tongkat yang disebut campak.
Setiap pemain hanya memiliki kesempatan dua kali dalam setiap ronde untuk menjatuhkan logo lawan.
Pada kesempatan pertama, jika seorang pemain mampu menjatuhkan sebuah logo lawan, maka poin yang didapat akan digandakan sesuai posisi logo lawan tersebut.
Namun jika seorang pemain mampu mengenai langsung logo lawan di posisi paling terakhir, maka permainan pada ronde tersebut selesai dan regu tersebut mendapatkan poin maksimal. Dalam suatu pertandingan, biasanya ada batasan waktu dalam setiap rondenya.
Pemenang ditentukan ketika berhasil mengumpulkan poin yang tertinggi.
Dalam even Erau kali ini, jumlah peserta lomba berasal dari pelbagai daerah di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Untuk jumlah peserta yang bermain kami tidak membatasi, siapapun yang ingin ikut berlomba kami siap menerima,” ujar Suhanda.
SILATURRAHMI
Media ini juga sempat mewawancarai beberapa peserta dari beberapa daerah di antaranya Jimbi asal Bengalon, dan Juanda asal Marangkayu.
Jimbi mengaku sangat senang dengan adanya kegiatan ini karena dapat berkumpul dan bersilaturrahmi.
“Yang penting dengan para teman-teman di sini, karena sudah cukup lama kami tidak kumpul-kumpul silaturrahmi dalam kegiatan seperti ini,” tuturnya, tersenyum.
Ia pun berharap agar setiap tahun diadakan kegiatan seperti ini agar bisa terus bertemu untuk menjaga tali silahturrahmi.
Sementara, Juanda yang datang dari Marangkayu juga mengatakan dirinya senang dengan adanya kegiatan yang seru ini.
Juanda pun berharap kegiatan seperti ini di tahun depan harus lebih meriah. “Dan kalau bisa hadiahnya lebih besar juga agar kami lebih semangat,” ujarnya sambil tersenyum lebar. (AH/ADV/DISPORA)