HARIANKALTIM.COM – Layanan Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana Kota Samarinda kian menuai keluhan dari masyarakat.
Dari distribusi air yang sering macet hingga tagihan yang tiba-tiba melonjak, warga merasa dirugikan oleh pelayanan yang dinilai tidak konsisten dan cenderung membebani pelanggan.
Salah satu warga, Nia, yang tinggal di Perumahan Bengkuring, Sempaja, Samarinda Utara, mengungkapkan kekesalannya terkait lonjakan tagihan air yang tidak masuk akal.
Dalam dua bulan terakhir, tagihan yang biasanya hanya sekitar Rp100 ribuan per bulan melonjak drastis menjadi Rp600 ribuan. Ironisnya, aliran air justru semakin mengecil.
“Anehnya, tagihan naik 6 kali lipat, tapi air malah mengecil,” ungkap Nia.
Meteran airnya pun sudah diganti oleh petugas PDAM, begitu pula pipa penghubung antara meteran dan saluran rumah.
“Beberapa hari lalu, pipa penghubung yang ada tuasnya diganti, biayanya Rp150 ribu. Kalau meteran yang baru itu, saya harus bayar Rp500 ribu,” lanjutnya.
Merasa ada yang tidak beres, Nia mengaku telah mendatangi kantor pusat Perumdam Tirta Kencana untuk mempertanyakan kenaikan tagihan yang mencapai 500 persen.
Namun, bukannya mendapat solusi, ia malah memperoleh jawaban yang diiringi kemarahan petugas.
“Tapi pas kami datang ke sana, petugasnya malah sarik-sarik (marah-marah),” cerita Nia, mengaku kecewa dengan pelayanan PDAM.
Kenaikan tagihan air tanpa ada perbaikan kualitas layanan ini tentu harus menjadi perhatian serius, apalagi ditambah dengan sikap tidak profesional petugas di bagian pengaduan.
Warga Samarinda kini semakin resah dengan kebijakan PDAM Tirta Kencana yang dinilai tidak transparan dan merugikan pelanggan.
Hariankaltim.com telah meminta konfirmasi kepada Humas Perumdam Samarinda mengenai keluhan ini.
“Coba kami tindaklanjutilah,” janji Taufik, juru bicara perusahaan plat merah tersebut, beberapa hari lalu via WhatsApp. (TIM)