Prestasi membanggakan tengah ditoreh salah seorang mahasiswa IAIN Samarinda bernama Didi Admanur.
Ia terpilih sebagai peserta ajang World Youth Forum (WYF) dan World Youth Theatre (WYT) di Kairo, Mesir.
Anak dari seorang petani ini bertolak ke Mesir pada Jumat, 1 Februari 2019 sebagai duta bangsa.
Pemuda yang sedang menempuh semester akhir Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Bahasa Inggris itu mengaku sangat bersyukur.
Terlebih ia satu-satunya mahasiswa yang mewakili Indonesia ke Mesir dalam ajang bergengsi tersebut.
“Saya bangga karena menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mendapat kehormatan untuk kedua kalinya di tahun ini,” kata Didi.
World Youth Forum merupakan forum pemuda se-dunia yang diselenggarakan secara rutin.
Tahun lalu, Didi bersama Fatin Sidqia Lubis mewakili Indonesia di WYF dan menjadi satu-satunya mahasiswa yang berasal dari PTKIN.
Tahun ini diundang lagi oleh Kementerian Kebudayaan Mesir untuk tampil dalam World Youth Theatre.
Untuk bisa mengikuti forum tersebut, Didi harus mendaftar secara online.
45.000 SAINGAN
Ada sekitar 163 negara yang ikut ambil bagian dalam pertemuan itu dan tidak kurang dari 45.000 aplikasi dan yang lolos hanya 5000.
Kemudian didi terpilih untuk World Youth Theatre mewakili Indonesia bersama dengan 11 negara lainnya, Algeria, Vietnam, Nepal, Peru, Kyrgistan, Cameroon, Congo, Lebanon, Suriah, Arab saudi, dan Mesir.
Selain mengikuti forum tersebut, Didi juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Mesir, Abdul Fattah Al-Sisi dan sekaligus mewakili Indonesia untuk tampil dalam theater Internasional dan berkolaborasi dengan negara lain yang mewakili negara masing-masing.
Didi Admanur tinggal di kampung, daerah perbatasan wilayah 3 Nunukan Kalimantan Utara.
Tepatnya di Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Mahasiswa yang beruntung ini lahir pada 15 Juni 1995.
Merupakan putra bungsu empat bersaudara dari pasangan Husin Arif dan Masrawiyah.
Ditanya tentang cita-citanya, Pria Perbatasan ini mengaku ingin menjadi seorang diplomat handal.
“Saya berasal dari keluarga yang sederhana dari orang tua yang bekerja sebagai petani, namun saya berkeinginan keras menjadi diplomat”, tuturnya.
Prestasi yang pernah diraih Didi di antaranya adalah Perwakilan IAIN Samarinda pada acara Lombok Youth Camp For Peace Leader (2018), Duta Damai Kalimantan Timur (2018). Perwakilan Indonesia dalam acara WYF dan EYT (2018) di Mesir.
Didi berharap bahwa keterbatasan bukanlah menjadi alasan untuk tidak berprestasi.
“Keterbatasan itu menjadi sebuah energi yang kuat untuk mendorong diri menjadi lebih baik bahkan dapat menjadi agent of change yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara,” harapnya.