Klarifikasi Wisuda, Rektorat Unmul Malah Blunder dan Banjir Protes Keras

Klarifikasi Wisuda, Rektorat Unmul Malah Blunder dan Banjir Protes Keras

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

HARIANKALTIM.COM – Upaya pihak Rektorat Universitas Mulawarman (Unmul) untuk meredam kebingungan terkait jadwal Wisuda Gelombang III 2025 justru menjadi bumerang.

Klarifikasi resmi yang dikeluarkan pihak Rektorat pada Rabu (17/09/2025) untuk menjelaskan pembagian jadwal wisuda menjadi dua hari, kini malah memicu gelombang protes keras dari ribuan calon wisudawan di media sosial.

Pernyataan yang menjanjikan alokasi jadwal berdasarkan urutan pendaftaran—di mana pendaftar awal diprioritaskan—terbukti bertolak belakang dengan kenyataan yang dialami mahasiswa.

Akibatnya, banyak yang menuding sistem pembagian jadwal ini tidak lebih dari “undian acak” atau “spin wheel”.

Kontroversi ini bermula ketika Unmul mengumumkan bahwa wisuda yang diikuti 2.518 pendaftar akan dipecah menjadi dua hari.

Melalui Siaran Pers Nomor: 3385/UN17/KM.01.01/2025, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Lambang Subagiyo, M.Si., menjelaskan empat kriteria pembagian jadwal.

Tiga poin pertama terkait pembagian kuota per fakultas dan prioritas bagi Pascasarjana diterima baik.

Namun, poin keempat menjadi sumber kemarahan massal. Dalam surat tersebut, pihak universitas menyatakan, “Pertimbangan selanjutnya didasarkan pada urutan pendaftaran. Mahasiswa yang mendaftar lebih awal dijadwalkan pada hari pertama, sedangkan selebihnya dijadwalkan pada hari kedua.”

Janji ini langsung runtuh begitu mahasiswa memeriksa jadwal mereka. Kolom komentar di akun Instagram resmi @unmul seketika dibanjiri ratusan keluhan yang menunjukkan bukti sebaliknya.

“Padahal udah daftar tercepat 400/1500, kalau diliat dari daftar tercepat di prodi juga saya paling awal, tapi kok dapat hari ke minggu (hari kedua)? Malah temen lain yg daftar udah detik-detik akhir dapat hari sabtu (hari pertama),” tulis akun @nisce11, yang komentarnya disukai puluhan pengguna lain.

Kekecewaan serupa diungkapkan oleh akun @itsmerifdaa. “Poin 4 ga sesuai realita, teman saya daftar mepet waktu dapat tanggal 20 (hari pertama), malah saya yang ngingetin dia buat daftar wisuda dapat 21 (hari kedua). Apa coba fungsinya diadakan war (perebutan) kemaren kalo ujung-ujungnya diacak juga. Ngaku aja kalo pake spin wheel,” ujarnya dengan nada sarkastis.

Pola yang sama ditemukan oleh banyak mahasiswa lain: mereka yang bersusah payah mendaftar di menit-menit awal justru mendapatkan jadwal di hari kedua, sementara mereka yang mendaftar di akhir masa pendaftaran justru mendapatkan jadwal di hari pertama yang umumnya lebih diminati.

Hingga berita ini ditayangkan, klarifikasi yang seharusnya menenangkan situasi justru telah berubah menjadi blunder komunikasi.

Kegagalan sistem dalam menerapkan aturan yang dibuatnya sendiri telah merusak kepercayaan mahasiswa terhadap transparansi dan akuntabilitas universitas.

Pihak Rektorat Unmul belum memberikan tanggapan lebih lanjut terkait protes keras yang dilayangkan para mahasiswanya ini. (RED)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com