Wali Murid di SDN 009 Sungai Kunjang Masih Diminta Beli Buku Paket dan LKS, Kepsek Membantah

Wali Murid di SDN 009 Sungai Kunjang Masih Diminta Beli Buku Paket dan LKS, Kepsek Membantah

HARIANKALTIM.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mengalokasikan anggaran sebesar Rp15 miliar untuk pengadaan buku pelajaran bagi siswa SD dan SMP negeri.

Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi beban orang tua yang selama ini harus membeli buku pelajaran untuk anak-anak mereka.

Buku yang disediakan meliputi buku pelajaran dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), yang disusun oleh guru lokal dan dicetak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Hanya saja, meski Pemkot sudah membuat kebijakan pengadaan buku gratis, wali murid di SDN 009 Sungai Kunjang, Samarinda, melaporkan adanya permintaan dari pihak sekolah untuk membeli buku paket.

Salah satu wali murid mengungkapkan bahwa meskipun guru menyatakan bahwa membeli buku paket tidak wajib, siswa tetap diminta membeli buku paket karena keterbatasan stok buku di sekolah.

Beberapa siswa yang tidak membeli buku paket bahkan harus meminjam dari perpustakaan sekolah, namun sering kali buku yang dibutuhkan sudah dipinjam oleh siswa lain.

Kepala SDN 009 Sungai Kunjang, Agus Sutarno, memberikan klarifikasi saat dihubungi via WhatsApp, Rabu (18/06/2025).

Menurutnya, buku yang dipinjamkan kepada siswa adalah buku yang sudah tersedia dan dibiayai oleh dana BOS, yang dialokasikan sebesar 20 persen setiap tahunnya.

Ia menambahkan bahwa bagi orang tua yang ingin membeli buku tambahan, mereka dipersilakan untuk membelinya dari luar sekolah atau bahkan bisa mewariskan buku dari kakak atau anggota keluarga lainnya.

“Sekolah tidak menyediakan buku tambahan untuk siswa yang kekurangan. Kami tidak menjual buku, seperti yang terjadi di beberapa SD sebelumnya yang mengharuskan orang tua membeli buku di luar,” ujar Agus Sutarno.

Agus juga menegaskan bahwa membeli buku bukan kewajiban. Namun, ia menyarankan orang tua agar membeli buku dari penerbit yang sama dengan yang digunakan pada tahun sebelumnya, yaitu Penerbit Yudistira.

Meskipun terdapat sedikit perbedaan halaman pada edisi terbaru, materi buku tetap sama.

Terkait dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), Agus menjelaskan bahwa sekolah akan menyediakan LKS yang telah disiapkan oleh Pemkot Samarinda.

“Kami tidak mewajibkan orang tua untuk membeli LKS. Tahun ajaran baru nanti, kami akan menerima 8 kontainer LKS yang akan didistribusikan kepada siswa,” tambah Agus.

Agus juga menekankan bahwa tidak ada kewajiban bagi orang tua untuk membeli seragam, buku paket, atau LKS.

“Untuk penerimaan murid baru, tidak ada biaya yang dibebankan kepada orang tua. Kami hanya menyediakan seragam di koperasi sekolah, yang bersifat tidak wajib,” jelas Agus. (RED)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com