HARIANKALTIM.COM – Permasalahan jual beli buku paket di lingkungan sekolah kerap berulang saban tahun di Kota Samarinda.
Nah, tahun ini masalah seperti itu muncul di SDN 005 Samarinda Ilir, Jalan Urip Sumoharjo.
Namun kepala sekolahnya, Siti Salmah justru mengaku tak tahu menahu adanya penjualan buku-buku pelajaran terbitan Erlangga tersebut.
Saat dikonfirmasi awak media, beberapa waktu lalu, Siti Salmah lantas memanggil sejumlah guru wali kelas yang kemudian mengakui penjualan buku melibatkan pihak paguyuban kelas.
“Tapi tidak dipaksakan. Malah bagi siswa yang tidak mampu membeli, kami yang membayarkan. Ada juga yang menyicil, harga bukunya sekitar Rp1,2 juta,” ujar salah seorang guru.
Guru lainnya menjelaskan, buku paket ini merupakan penunjang, sedangkan buku wajib telah dibeli pihak sekolah menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional (Bosnas).
“Buku penunjang ini tidak wajib, jadi boleh saja siswa tidak membelinya. Tidak ada paksaan,” kata guru kelas 6 tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, pihak Penerbit Erlangga perwakilan Samarinda menyampaikan tanggapan bahwa akan menelusuri dengan siapa pihak sekolah bertransaksi.
“Apakah sekolah belinya di toko ataukah lewat sales kami. Untuk buku SD, ada salesnya,” ujar Hakul, staf penerbit Erlangga Samarinda saat dihubungi via telepon, Senin 10 Juni 2024.
Mengenai kepala sekolah yang mengaku tak tahu menahu, Hakul mengatakan, harusnya penjualan buku di sekolah dengan sepengetahuan kepala sekolah. (RED)