Dibayar Rp736 Juta Awasi Proyek Gedung SMAN 14 Samarinda, CV Geosylva Tak Tahu Menahu Kontraktornya

Dibayar Rp736 Juta Awasi Proyek Gedung SMAN 14 Samarinda, CV Geosylva Tak Tahu Menahu Kontraktornya

HARIANKALTIM.COM – Gedung megah SMAN 14 Samarinda kian menjadi sorotan publik, lantaran dibangun dengan biaya Rp42 miliar namun sudah retak dan rusak padahal baru setahun lalu diresmikan.

Terlebih lagi, usai sidak DPRD Kaltim kemarin, terungkap bangunan tiga lantai itu berisiko runtuh karena terjadi pergerakan tanah.

Dan anehnya, pihak konsultan pengawas pekerjaan awal pada tahun anggaran 2021, CV Geosylva Lestari, terkesan cuci tangan dan juga malah mengaku tak tahu menahu mengenai kontraktornya, CV Berkarya Mubarak Bersaudara.

“Itu kantornya enggak tahu juga di mana,” ujar Didik, perwakilan dari CV Geosylva Lestari saat dikonfirmasi Hariankaltim.com, Senin (26/05/2025).

Didik menjelaskan bahwa pada tahap pertama pembangunan, tidak ada pekerjaan dinding atau tembok yang dilakukan.

“Kalau di 2021, di tahap pertama tidak ada sampai dinding. Di tahap pertama, posisi kolom dan lantai,” ujar Didik.

Sebelumnya, Mira, pimpinan CV Geosylva menyampaikan perusahaannya mendapat kontrak pengawasan dengan anggaran yang diterima Rp736 juta.

Lingkup pengawasan pada 2021 itu  meliputi pematangan lahan, turap penahan tanah area pematangan lahan, pemancangan dan pondasi. “Struktur sloof, kolom tapi belum sampai total,” imbuh Mira.

Terkait dengan keretakan yang terjadi setelah pemeliharaan, Didik menjelaskan bahwa masalah tersebut perlu diidentifikasi terlebih dahulu.

Terlebih saat dicecar apakah keretakan itu ada berhubungan dengan pondasi?

“Nah, kalau itu kan perlu diidentifikasi dulu. Tidak bisa langsung menyatakan,” ujar Didik, seraya menekankan bahwa pengawasan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang ada.

Saat ditanya tentang tanggung jawab kontraktor setelah pemeliharaan, Didik dengan tegas menyatakan bahwa kontraktor tidak lagi bertanggung jawab.

“Sudah 2 tahun. Sudah tidak ada tanggung jawab mereka,” katanya. Didik juga menambahkan bahwa jika ada kegagalan struktur, maka hal itu harus diaudit terlebih dahulu.

Menanggapi pertanyaan mengenai apakah pihak konsultan pengawas pernah memeriksa kondisi bangunan setelah pekerjaan selesai, Didik menjawab, “Kita yang ngeceknya pas selesai pekerjaan kita aja. Kalau lepas itu kan, karena bukan kita lagi,” ucapnya.

Mengenai kondisi lahan tempat pembangunan, Didik menjelaskan bahwa memang ada pekerjaan urukan di beberapa area, termasuk di lokasi yang kini ruang kepala sekolah dan bagian depan gedung. “Itu memang ada bukit yang dipangkas,” ujar Didik. (TIM)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com