HARIANKALTIM.COM — Jembatan Mahakam I menjalani uji ketahanan dengan pengukuran beban dinamis setelah tabrakan fatal ponton bermuatan kayu menghantam pilar jembatan pada pertengahan Februari lalu.
Namun, yang menarik perhatian adalah kenyataan bahwa pemilik kapal tongkang Indosukses 28, PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra, tidak menanggung biaya loading test tersebut.
Biaya pengujian sepenuhnya ditanggung pemerintah, dengan peralatan dan logistik disiapkan oleh Satker (Satuan Kerja), dibantu Balai Jembatan dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
“Dari Satker yang menyiapkan truk dan lain-lain, alatnya dibantu Balai Jembatan dan KKJTJ. Enggak ada (biaya loading test yang ditanggung pemilik tongkang. Red),” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim, Hendro Satrio MK, ketika dikonfirmasi HarianKaltim.com, Selasa petang (04/03/2025).
Meski biaya loading test jembatan biasanya sangat mahal, kali ini tidak dikenakan biaya kepada PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra.
Hal ini memicu pertanyaan, mengingat biaya pengujian bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, yang seharusnya menjadi beban pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan.
Uji ketahanan dilakukan untuk mengukur respons struktur jembatan terhadap tekanan dinamis yang dihasilkan oleh beban kendaraan berat.
Pengujian ini dipimpin tenaga ahli KKJTJ Kementerian PUPR, Priyo Suprobo, bersama BBPJN Kaltim.
Dua bentang jembatan, sepanjang 100 meter dan 60 meter di pilar kedua serta ketiga, diuji dengan beban kendaraan berat.
“Kami mengukur respons jembatan terhadap beban bergerak. Hasilnya bukan hanya angka, tapi menentukan apakah jembatan ini masih cukup tangguh atau tidak,” kata Priyo.
Pengujian ini penting mengingat usia jembatan yang sudah tua dan rekam jejaknya yang telah mengalami 22 kali tabrakan dengan kapal.
Meski jembatan masih dinyatakan dalam kondisi baik, Priyo menegaskan perlunya analisis lebih lanjut berdasarkan data yang diperoleh.
Selain pengujian beban dinamis, pengukuran geometri juga dilakukan di sisi bawah dan atas jembatan.
Hidajat, ahli KKJTJ lainnya, menjelaskan bahwa pengukuran ini bertujuan mengevaluasi penurunan bentang akibat usia dan benturan berulang. “Faktor umur juga memengaruhi potensi penurunan bentang,” ujarnya.
DIUMUMKAN BESOK
Hendro Satrio juga menambahkan bahwa hasil pengujian lengkap akan diumumkan pada 6 Maret 2025, setelah data dihimpun dan dianalisis.
Penutupan jembatan untuk pengujian hanya berlangsung sehari, dan arus lalu lintas akan kembali normal setelah pengukuran selesai pada sore hari.
“Pengujian yang membutuhkan penutupan jembatan selesai hari ini. Jadi, jika besok teman-teman dari kepolisian atau Dishub ingin membuka jembatan ini, dipersilakan,” tandasnya. (TIM)