Kalimantan Timur (Kaltim) seperti diketahui merupakan salah satu provinsi penghasil minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia.
Meski demikian, provinsi berjuluk Bumi Etam ini entah mengapa ternyata masih mengimpor migas dari luar negeri.
Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Kaltim melakukan impor migas dari Singapura.
Bahkan dengan nilai transaksi mencapai puluhan juta dolar Amerika Serikat.
Dalam keterangannya, BPS menyampaikan Provinsi Kaltim selama sembilan bulan periode Januari-September 2017 mendatangkan berbagai komoditas (impor) dari sejumlah negara penghasil senilai USD2,24 miliar atau setara dengan Rp29,8 triliun dengan perbandingan rata-rata 1 dolar sama dengan Rp13.300.
“Sejumlah komoditas yang diimpor Kaltim adalah bahan bakar mineral dengan nilai 1,66 miliar dolar AS, turun 17,28 persen ketimbang Januari-September 2016 yang sebanyak 2 miliar dolar AS,” ujar Kepala BPS Provinsi Kaltim, Muhammad Habibullah di Samarinda, Minggu (17/12/2017).
Bahan bakar mineral yang diimpor oleh Kaltim dari negara penghasil pada Januari-September 2017 itu terdiri atas dua jenis, yakni jenis migas dengan nilai 1,65 miliar dolar AS, kemudian bahan bakar mineral nonmigas dengan nilai 2,22 juta dolar AS.
Sementara komoditas nonmigas selain bahan bakar mineral yang diimpor Kaltim antara lain reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya senilai 265,08 juta dolar AS, turun 15,86 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 369,96 juta dolar AS.
Kemudian, impor mesin dan peralatan elektris serta bagiannya, perekaman dan pereproduksi visual sebesar 52,43 juta dolar AS, naik 90,88 persen ketimbang periode sebelumnya yang tercatat 27,47 juta dolar.
Impor pupuk 45,53 juta dolar atau minus 18,96 persen ketimbang sebelumnya yang tercatat 56,18 juta dolar, impor kendaraan selain yang bergerak di atas rel kereta api senilai 61,11 juta dolar AS atau naik 14,26 persen ketimbang sebelumnya yang tercatat 53,48 juta dolar AS.
Berikutnya adalah impor karet dan barang dari karet senilai 49,29 juta dolar AS atau naik 13,24 persen ketimbang sebelumnya yang tercatat 43,52 juta dolar AS, impor barang dari besi atau baja senilai 33,68 juta dolar AS atau terjadi penurunan 57,76 persen ketimbang periode sebelumnya yang sebesar 79,74 juta dolar AS.
Ia melanjutkan, berbagai negara penghasil migas yang diimpor Kaltim di periode Januari-September 2017 antara lain dari Turki senilai 122,61 juta dolar, dari Liberia senilai 47,83 juta dolar, dari Nigeria senilai 495,74 juta dolar AS, dari Korea Selatan senilai 223,41 juta dolar AS, dan impor migas dari Singapura senilai 91,26 juta dolar AS.
“Sedangkan untuk impor nonmigas antara lain dari Finlandia senilai 23,68 juta dolar AS, Tiongkok 94,74 juta dolar AS, Amerika Serikat 65,23 juta dolar AS, Singapura 68,13 juta dolar AS, Jepang 65,34 juta dolar AS, Jerman 38,41 juta dolar AS, Malaysia 19,06 juta dolar AS, Kanada 12,21 juta dolar AS, Australia 42,11 juta dolar AS, dan impor nonmigas dari Prancis senilai 28,86 juta dolar AS,” ucap Habibullah.