Sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng) serta sebagian dari wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) mendapat tambahan pasokan listrik. Ini bisa terwujud setelah PLN berhasil menyelesaikan pembangunan jaringan transmisi 150 kilo Volt (kV) dari Gardu induk (GI) Bangkanai ke GI Muara Teweh (Kabupaten Barito Utara) lanjut menuju GI Buntok (Kabupaten Barito Selatan) ke GI Tanjung yang berlokasi di Kabupaten Tabalong.
Tambahan ini berasal dari PLTMG Bangkanai 155 Megawatt (MW), di mana untuk tahap awal, listrik yang berhasil masuk sistem sebesar 25 MW. Dijelaskan Direktur Bisnis Regional PLN Kalimantan Djoko Raharjo Abumanan, dalam keterangan tertulis, Senin (13/02/2017), pasokan listrik dari PLTMG Bangkanai sangat penting untuk memenuhi kebutuhan akan listrik di Kalselteng yang terus mengalami pertumbuhan.
“Oleh karena itu, kami bersyukur atas kerja keras PLN dan bantuan warga serta stakeholder dan pemerintah daerah setempat, akhirnya permasalahan lahan dalam pembangunan transmisi bisa terselesaikan dengan baik, sekarang transmisi tersebut sudah bisa mengalirkan listrik dari pembangkit untuk para pelanggan,” ujarnya.
Djoko menambahkan transmisi Bangkanai-Muarateweh-Buntok-Tanjung resmi menyalurkan listrik pada Rabu (08/02/2017) tepat pukul 10.40 WITA setelah sebelumnya berhasil melalui sejumlah uji kelayakan penyaluran beban.
Menurutnya, pada Oktober 2016 sebenarnya pasokan listrik dari PLTMG Bangkanai sudah dapat menjangkau Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara dan Buntok, Kabupaten Barito Selatan karena jaringan transmisi 150 kV dari PLTMG Bangkanai sudah selesai menjangkau dua wilayah tersebut. Sedangkan jaringan transmisi 150 kV dari Buntok menuju Tanjung sepanjang 84 kilo meter sirkuit (kms) masih terkendala permasalahan pembebasan lahan.
Dengan beroperasinya jaringan transmisi 150 kV dari GI Buntok ke GI Tanjung, maka aliran listrik yang dihasilkan PLTMG Bangkanai tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Barito Utara dan Barito Selatan, namun juga bisa dinikmati oleh masyarakat Kalimantan Selatan , Kalimantan Tengah maupun sebagian Kalimantan Timur yang masuk di dalam sistem Interkoneksi Kalselteng.
“Adanya sistem kelistrikan yang masuk ke Bangkanai membuat daerah yang sebelumnya hutan ini mulai dimanfaatkan masyarakat untuk membangun pemukiman di wilayah sekitar. Ini bukti bahwa listrik dapat menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat di seluruh wilayah. Dari daerah yang kurang potensial bisa menjadi sangat potensial. Maka dari itulah PLN hadir untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat,” ungkap Djoko.
Untuk tahap pertama, saat ini daya listrik yang disuplai masih sebesar 25 MW dikarenakan pada fase awal masih diperlukan pengujian stabilitas dan keamanan sumur gas yang menyuplai PLTMG Bangkanai. Selain itu, pada tahap awal ini juga akan dilakukan pengecekan stabilitas proteksi jaringan transmisi. Harapannya dalam satu atau dua minggu ke depan PLTMG Bangkanai dapat menyuplai secara maksimal atau sebesar 155 MW.
PLTMG Bangkanai 155 MW ini merupakan pembangkit peaker pertama di Kalimantan yang menggunakan Compressed Natural Gas (CNG). Dan saat ini juga tengah berlangsung tahap pembangunan PLTMG Bangkanai 155 MW unit 2 yang ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada Maret 2018. (*)