HARIANKALTIM.COM – Penjualan buku pelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Samarinda melalui koperasi sekolah menuai keluhan dari orang tua murid.
Buku-buku yang dibeli seharga Rp1,2 juta hingga Rp1,5 juta per siswa ternyata tidak sepenuhnya bisa digunakan karena tidak sesuai dengan kurikulum yang diterapkan.
Ketua Koperasi MTsN Samarinda, Lilham MSi, menjelaskan bahwa perbedaan terjadi karena isi konten buku-buku yang diberikan oleh penerbit Erlangga tidak sesuai dengan Kurikulum Merdeka yang diterapkan di sekolah.
Padahal sekolah yang memiliki peserta didik hampir seribu anak itu sebagaimana diketahui, sejak 2021 lalu telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Saat kami mencocokkan buku dari Erlangga, ternyata kontennya berbeda. Ini mengakibatkan beberapa buku seperti Bahasa Inggris dan Matematika tidak bisa digunakan,” kata Lilham kepada media ini, Rabu (31/07/2024).
Lilham juga mengungkapkan bahwa masalah ini sudah disampaikan kepada penerbit, dan buku-buku yang tidak sesuai telah dikembalikan.
Namun, karena buku-buku ini sudah terlanjur dibeli oleh beberapa siswa, uang pembelian buku tersebut dikembalikan kepada siswa.
“Terkait pengembalian uang, kami siap mengembalikan uang untuk buku yang tidak terpakai,” tegas guru matematika kelas 9 ini.
Lebih lanjut, Lilham mengakui bahwa komunikasi antara penerbit dan pihak sekolah atau koperasi tidak berjalan dengan baik.
Banyak guru yang tidak hadir saat sosialisasi buku karena bertepatan dengan liburan sekolah, sehingga informasi mengenai perubahan kurikulum tidak tersampaikan dengan baik.
“Kami berharap ke depan ada koordinasi yang lebih baik antara penerbit dan sekolah agar tidak terjadi lagi masalah seperti ini,” tutup Lilham.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Penerbit Erlangga Samarinda belum merespon permintaan konfirmasi media ini sejak dihubungi pada Rabu sore 31 Juli 2024. (RED)