Ratusan Honorer 4 Bulan Belum Digaji, Pemkab Kutim Malah Bangun Patung Rp1,5 M

Ratusan Honorer 4 Bulan Belum Digaji, Pemkab Kutim Malah Bangun Patung Rp1,5 M

Ratusan pegawai honorer atau resminya disebut Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) di Badan Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kutai Timur (Kutim) sudah empat bulan belum digaji. Sampai Oktober ini, mereka baru menerima honor hingga Juni lalu.

Mengenai alasannya, apakah dampak defisit APBD, atau seperti apa, Budi mengaku tidak tahu. “Anggaran kami untuk membayar TK2D senilai Rp 4 miliar. Tahun ini, baru cair Rp2 miliar,” ungkap Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kutim, Budi Santoso, belum lama ini.

Diterangkan, honor TK2D di kota Rp1,1 juta per bulan, sedangkan desa Rp1,3 juta. “Banyak masyarakat desa yang kita rekrut sebagai TK2D. Mereka menjaga dan mengelola perpustakaan desa,” tuturnya.

Masalah lainnya yang tak kalah jadi beban pikirannya yakni nasib TK2D jika Badan Perpustakaan dihapus. Apalagi mulai tahun depan, Pemkab hanya akan memberi dana operasional Rp1 miliar per instansi. “Kalau mereka diputus kontraknya, maka masalah baru akan muncul adalah aset, baik buku maupun perpustakaan yang tersebar di desa-desa,” imbuhnya.

Karena beberapa tahun lalu, Gubernur Awang Faroek telah membangunkan perpustakaan di desa-desa. Karena prinsipnya, perpustakaan itu adalah gudang ilmu bagi semua lapisan masyarakat.

“Bukan hanya Pemprov, tapi Pemerintah Kutim juga ikut membangun perpustakaan itu. Termasuk mengisi buku-bukunya. Kalau kontrak TK2D tidak diperpanjang, maka buku dan aset gedung tentu akan mubazir,” tandasnya.

BANGUN PATUNG

Di sisi lain, Pemkab Kutim saat ini tengah membangun sebuah patung Singa di Kota Sangatta.  Proyek yang berlokasi di bundaran Jalan Yos Sudarso II Sangatta Utara itu bernilai Rp1,5 miliar menggunakan APBD Kutim Tahun 2016.

Berdasarkan papan proyek di lokasi, pekerjaan yang digarap CV Patria Jaya Abadi dengan konsultan CV HS Consultant, diharapkan dalam 120 hari kerja atau ditarget rampung akhir Desember 2016. Proyek ini mendapat komentar sejumlah warga.

“Syukurlah, nanti Sangatta punya lagi icon atau tanda untuk menjadi kenang-kenangan.  Namun, jika boleh saran pembangunan rakyat lainnya juga diutamakan seperti gang-gang yang belum tersemenisasi dengan baik, Dinas Kesehatan masih punya utang di sejumlah RSU,” kata Anto – warga Sangatta Utara.

Warga lainnya berharap Patung Singa di kawasan teramai kendaraan ini tidak mengganggu arus lalulintas. “Sayang juga, jika uang yang dihabiskan sampai miliaran rupiah tapi kurang memberikan manfaat banyak terutama terhadap arus lalulintas kendaraan dan orang,” sebut Sulaiman – seorang pria asal pedalaman Kutim yang mengaku sempat kaget melihat ada pembangunan di tengah jalan. (*)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0821-522-89-123 atau email: hariankaltim@ gmail.com